MAKASSAR — Wabah virus corona yang melanda dunia, termasuk di Indonesia sudah 7 (tujuh) bulan lebih, namun tanda-tanda akan berakhir belum juga terlihat. Hal ini lantas membuat masyarakat menjadi panik menghadapi situasi yang tidak pernah dihadapi sebelumnya.
Namun kondisi ini tidak lantas harus membuat masyarakat harus menjadi panik, dan rasa takut yang berlebihan. Asal saja seluruh masyarakat dapat melakukan upaya pencegahan atau melindungi diri, keluarga dan orang lainnya agar tidak terpapar pandemi ini.
Masa pandemi di Indonesia sejak masuk awal Maret lalu, membuat kehidupan masyarakat sangat terbatasi dengan keadaan. Bahkan pemerintah pun sempat membuat kebijakan agar masyarakat lebih baik berdiam diri di rumah, agar dapat memutus mata rantai penyebaran virus tersebut.
Dengan kebijakan yang melarang masyarakat beraktifitas di luar rumah, sangat mempengaruhi kondisi perekonomian sehari-hari. Orang-orang sulit mencari nafkah, bahkan usaha-usaha (bisnis) pun sempat tertutup di awal-awal pandemi terjadi, khususnya di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Owner Coffe House #2022 (Warkop Toddopuli) Makassar, Nurmia Maharani Putri, mengakui jika bisnis warung kopi (warkop) yang dikelola bersama kedua orang tuanya sempat merasakan dampak pandemi Covid-19. Saat awal masa pandemi, ucap Putri, sebutan akrabnya, usaha warkopnya yang biasanya ramai pengunjung, mendadak berkurang.
“Kami rasakan awal pandemi ini sangat mempengaruhi usaha warkop yang dikelola, karena pengunjung berkurang, yang tentu saja omset pun turun drastis,” kata Putri, saat menjadi narasumber bertajuk “Eksistensi Warkop di Era New Normal”, yang dipandu moderator (host) Direktur Lintasterkini.com, Herwin Bahar, Senin (26/10/2020).
[NEXT]
Saat masa pandemi ini, diakuinya bahwa pengunjung yang datang jauh berkurang di bandingkan saat sebelum pandemi. Untuk bisa eksis dalam mengelola warkopnya, Putri mengungkapkan kuncinya jika ia berinovasi memanfaatkan media-media sosial untuk terus mempromosikan keberadaan usaha warkopnya.
“Saat ini kan banyak orang selalu di depan androidnya, berselancar di media sosial. Tentu kami manfaatkan ini untuk mempromosikan warkop dan produk-produk kami melalui medsos, agar masyarakat bisa tahu bahwa sampai saat ini Warkop Toddopuli masih tetap buka, masih eksis,” terangnya.
Owner Warkop Toddopuli ini terbilang sangat muda. Di usianya yang baru menginjak 18 tahun, Putri sudah mampu memenej bisnis warkop bersama kedua orang tuanya. Saat ini aktifitas Putri bukan hanya disibukkan dengan mengelola usaha warkopnya, namun dia juga masih tercatat sebagai siswi kelas XII di SMA Negeri 2 Makassar.
Ia menambahkan, setelah awal-awal masa pandemi berlalu beberapa bulan, kini patut disyukuri karena Pemerintah telah memberi ruang gerak bagi seluruh masyarakat untuk beraktifitas sehari-hari. Namun tentu saja dengan mengikuti aturan adaptasi kebiasaan baru yang disebut Era New Normal, dengan mengedepankan protokol kesehatan.
“Setiap pelanggan yang datang, kami selalu mengingatkan agar menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Misalnya sebelum masuk warkop, harus mencuci tangan terlebih dahulu karena disiapkan westafel di pintu masuk. Kalau ada yang tidak memakai masker, kami berikan masker yang selalu disiapkan. Begitupun jarak duduk satu dengan lainnya, kami ingatkan untuk menjaga jarak,” paparnya.
Ia menyarankan kepada masyarakat, agar tak perlu terlalu dihantui rasa takut yang berlebihan menghadapi masa-masa sulit mewabahnya Covid-19 seperti saat ini. Asalkan mematuhi protokol kesehatan, ia yakin masyarakat akan merasa tenang beraktifitas di luar rumah. (*)