SAMARINDA – Pengungsi akibat kerusuhan di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, sebagian masih bertahan di markas Polres Kutai Barat dan Kodim 0912 Kutai Barat. Polisi menjamin ketersedian pasokan sembako para pengungsi.
Sejak terjadi keributan yang memicu konflik, Jumat (23/11/2012) lalu, tercatat 860 orang pengungsi mendatangi markas Polsek Barong Tongkok dan markas Kodim 0912 Kutai Barat untuk meminta perlindungan.
“Sekitar 860 orang yang mengungsi ke Polres dan Kodim sejak hari Jumat itu. Pengungsi dipusatkan di Polres,” kata Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Antonius Wisnu Sutirta, saat dihubungi detikcom, Senin (26/11/2012).
Namun menyusul situasi keamanan yang sudah mulai kembali kondusif, sebagian pengungsi sudah pulang. Saat ini tinggal beberapa pengungsi yang bertahan di Polres Kutai Barat.
“Yang sudah pulang, masih dalam pengawalan polisi. Juga terus untuk mengawal aktivitas ekonomi masyarakat seperti toko-toko yang sebelumnya sempat tidak beraktivitas,” tambahnya.
Wisnu juga memastikan, tetap menjaga pasokan kebutuhan sembako bagi para pengungsi yang masih berada di markas Polres Kutai Barat.
Dihubungi terpisah, Syarifuddin, salah seorang pegawai di lingkungan Pemkab Kutai Barat, membenarkan aktivitas perekonomian di Kutai Barat, khususnya di Melak dan Barong Tongkok, mulai kembali normal.
“Kegiatan normal Mas. Tapi beberapa sekolah dan kantor instansi masih belum begit normal. Banyak yang masih belum masuk kerja dan masuk belajar di sekolah,” sebut Syarif.
Situasi mencekam di Barong Tongkok, Kutai Barat, Kalimantan Timur, terjadi sejak Jumat (23/11/2012). Diduga, pemicunya adalah pengeroyokan terhadap salah seorang warga yang mengisi premium di APMS (Agen Premium dan Minyak Solar) Simpang Raya. Kejadian memanas setelah toko sembako dibakar, ratusan warga mengungsi, dan 800 polisi bersiaga serta pasar tradisional ludes dilalap api, Minggu (25/11/2012) dinihari kemarin.
Untuk meredakan ketegangan, sejumlah tokoh adat di Kaltim melakukan pertemuan di Samarinda. Mereka menegaskan konflik yang terjadi di Kutai Barat, bukan konflik antar etnis melainkan murni tindak kriminal. Para tokoh adat itu pun sepakat untuk turun tangan bersama menjaga kondusifitas Kaltim, khususnya Kutai Barat. (dtc)
Komentar