LANGKAT – Kejahatan seksual berawal dari kenalan di media sosial kembali menimpa siswi di Sumatera Utara. Kali ini, pelakunya dua pria yang mengaku aparat dan korbannnya siswi kelas II SMK.
Kedua pelaku tidak hanya melakukan pemerkosaan tapi juga menganiaya korban hingga beberapa bagian tubuh lainnya terluka. Siswi tersebut merupakan warga Desa Sei Siur, Kecamatan Pangkalan Susu, Langkat. Sekira dua jam sebelum kejadian, korban dijemput salah satu pelaku dari gang dekat rumahnya.
Kanit Reskrim Polsek Pangkalan Susu, Ipda Rinaldi Simamora menjelaskan, pemerkosaan bermula dari perkenalan korban dengan seorang pelaku diketahui berinisial IF, lewat jejaringan sosial Facebook.
Rabu (23/11/2016) sekira pukul 20.00 WIB, usai berkomunikasi via ponsel dan janjian bertemu, korban dijemput dari depan gang dekat rumahnya oleh IF.
Dari sana, mereka sempat jalan-jalan. Berikutnya, IF mengarahkan kendaraannya ke areal perkebunan sawit. Korban sempat bertanya mereka mau kemana. Namun pelaku menjawab kalau dirinya hendak menemui teman di Desa Sei Meran.
Setibanya di areal perkebunan kelapa sawit Dusun IV, Desa Sei Meran, korban disuruh turun dari boncengan. Saat bersamaan muncul rekan pelaku. Sembari memastikan situasi aman, mereka sempat mengobrol. Beberapa menit kemudian atau sekira pukul 22.00 Wib, IF mulai beraksi.
Pakaian korban coba dibuka paksa. Tak terima, korban berontak dan menjerit minta tolong.
Takut ada yang mendengar, IF dengan sigap membekap mulutnya. Pun begitu korban tetap berontak. Kesal, pelaku langsung menganiayanya hingga pipinya lembam dan belakang telinga mengalami luka robek.
Rekan IF bahkan belakangan mengeluarkan senjata mirip pistol lalu menodongkannya kepada korban. Korban pun diancam bunuh jika terus berontak dan menjerit.
Ancaman tersebut akhirnya membuat korban hanya bisa pasrah ketika rekan IF melucuti pakaiannya. IF sendiri tetap memeganginya agar tidak kabur.
Usai melampiaskan nafsu secara bergantian, cewek berusia 16 tahun itu ditinggalkan begitu saja. Kedua pelaku pergi dengan mengendarai Yamaha Vega, yang sebelumnya dipakai untuk menjemput korban.
Melihat kedua pelaku hilang di kegelapan, dengan sisa tenaganya dan terus menangis, Camelia mulai menyusuri areal perkebunan untuk mencari pertolongan.
“Tak lama bergerak dari lokasi kejadian, korban bertemu warga sekitar. Berikutnya korban dibawa ke rumah Kepala Desa (Kades) Sei Meran bernama Jailani,” sebut Rinaldi.
Mengetahui gadis belia yang ditemukan warganya merupakan korban pemerkosaan, si Kades menghubungi polisi begitu juga orangtua korban. Didampingi orangtuanya, Camelai akhirnya membuat laporan pengaduan ke Polsek Pangkalan Susu.
Oleh pihak Polsek, kasus ini selanjutnya digiring ke PPA Polres Langkat. (*)