MAKASSAR — Vaksin AstraZeneca mencoba dengan varian baru yakni disemprot melalui hidung. Para peneliti sedang berencana menguji keefektifan cara baru tersebut.
Varian tersebut sama seperti semprotan hidung untuk flu. Tim peneliti percaya dapat mendorong lebih banyak orang untuk ikut vaksinasi.
“Ada banyak orang yang menganggap sistem intranasal lebih menarik, mungkin berarti bisa menyerap vaksin lebih tinggi pada kelompok tersebut,” kata pemimpin peneliti, Sandy Douglas, dikutip Sky News, Sabtu (27/3/2021).
Baca Juga :
Dia menambahkan kemungkinan vaksin semprot ini lebih praktis. Serta juga telah terbukti berhasil digunakan untuk vaksin seperti flu di sekolah-sekolah kawasan Inggris.
Untuk pengujian ini, University of Oxford merekrut 30 relawan dengan rentan usia 18 hingga 40 tahun. Para peneliti akan memeriksa tingkat imun saat diberikan melalui suntikan dan disemprot di hidung.
Selain itu mereka akan memantau keamanan metode tersebut dan reaksi yang muncul serta merugikan.
“Penelitian ini akan membantu kita memahami keamanan dan dampak yang timbul dengan memberikan vaksin AstraZeneca melalui semprotan hidung,” kata peneliti klinis utama dari Jenner Institute, Meera Madhavan.
Dia juga mengungkapkan dengan metode ini meningkatkan pilihan untuk melakukan memerangi dari dampak Covid-19 secara global.
Sandy Douglas mengatakan sejumlah ahli imunologi mempercayai memberikan vaksin pada tempat infeksi kemungkinan meningkatkan perlindungan. “Khususnya terhadap penularan dan penyakit ringan,” kata dia.
Selain AstraZeneca, Oravax juga menemukan cara lain pemberian vaksin yakni melalui pil. Perusahaan itu berharap dapat menggelar uji coba klinis tahap I pada manusia di bulan Juni.
Vaksin oral sebelumnya disiapkan jadi salah satu vaksin generasi kedua. Dengan vaksin tersebut dirancang dengan lebih berskala, mudah diberikan dan sederhana saat didistribusikan.
Selain itu vaksin oral juga kemungkinan dapat membantu meningkatkan jumlah orang yang divaksinasi. Khususnya bagi mereka yang takut pada jarum suntik.
“Kita perlu melakukan penelitian yang benar untuk membuktikan manfaatnya. Namun mungkin juga bermanfaat untuk orang-orang yang mempunyai fobia pada jarum suntik dan mungkin lebih mudah dan cepat diberikan,” kata Profesor kedokteran University of East Anglia, Paul Hunter.(*)
Komentar