MEKKAH – Sebanyak 13 jemaah haji Indonesia meninggal selama prosesi wukuf di Padang Arafah, Arab Saudi, Kamis (25/10) sehingga secara keseluruhan jemaah haji Indonesia yang meninggal di Arab Saudi telah mencapai 120 orang sampai Jumat pagi.
“Ini tergolong banyak,” kata petugas kesehatan Misi Haji Indonesia, dr. Ramon Andreas, di Mekah, Jumat, saat dikonfirmasi mengenai angka jemaah haji meninggal selama prosesi wukuf yang pada malam harinya diikuti mabit di Muzdalifah dan melontar jumrah di Mina.
Ramon mengungkapkan prosesi wukuf di Arafah merupakan masa-masa kritis jemaah haji dituntut fisiknya, sementara 80 persen lebih jemaah haji Indonesia berusia di atas 60 tahun. Sebanyak 80 persen dari jemaah Indonesia yang meninggal di Tanah Suci berusia di atas 65 tahun.
Saat ini, ketika takbir Idul Adha berkumandang di masjid-masjid di Mekkah, jemaah haji Indonesia yang tahun ini berjumlah 211.000 orang sedang memenuhi maqtab-maqtab di Mina guna melanjutkan prosesi ibadah haji berupa melempar jumrah langsung setelah mabit pada malam harinya di Musdalifah.
Sedangkan sejumlah jemaah lainnya mendahulukan melakukan tawaf dan sa`i di Masjidil Haram sebelum melempar jumrah, terutama para jemaah haji khusus, karena alasan menghindari kemacetan di kawasan Mina dan Muzdalifah.
Setelah wukuf yang merupakan – ritual puncak haji – di Padang Arafah, Kamis, para jemaah haji boleh mendahulukan melakukan salah satu dari dua prosesi lanjutan haji, masing-masing melempar jumrah Aqobah di Mina atau melaksanakan tawaf dan sa`i di Mesjidil Haram.
Selesai melakukan salah satu pilihan tersebut jemaah haji dapat melepas pakaian ihrom dan melanjutnya prosesi lainnya seperti melempar jumrah hari kedua dan ke tiga untuk ketiga-tiga `simbol setan` itu, Aqobah, Ula dan Wusto serta mencukur rambut (tahalul). [ant/mvi
Komentar