Lintas Terkini

Pemkot Makassar Tanggung Kebutuhan Eks Gafatar Selama Sepekan

Walikota Makassar Moh Ramdhan Pomanto saat mengunjungi eks anggota Gafatar di asrama Sudiang.

MAKASSAR – Walikota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto mengunjungi eks Gafatar di Asrama Haji Sudiang, Kamis (28/01/2016).

Sejak Rabu (27/1) malam, ratusan eks anggota Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara) yang dipulangkan dari Kutai Kartanegara berada di Asrama Haji Sudiang yang difungsikan sebagai pemondokan sementara.

“Hal yang terpenting sekarang adalah memastikan kondisi saudara – saudara kita sehat, terpenuhi kebutuhan makan, minum, dan ada tempat bernaung untuk sementara waktu,” tutur Danny.

Mantan Anggota Gafatar asal Makassar akan berada di Asrama Haji Sudiang selama sepekan. Selama dalam penampungan, Pemerintah Kota (Pemkot) Makssar berjanji akan memenuhi kebutuhan dasarnya berupa makan, dan minum.

“Kita butuh waktu satu minggu untuk mendata, dan melakukan pembinaan dari aspek psikologi serta religi sebelum memulangkan ke keluarganya,” terang Danny.

Untuk menangani eks Gafatar, Danny menunjuk Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan menggandeng ulama, serta psikolog karena menurutnya, ada dua persoalan utama yang perlu diatasi, dari sisi politik karena ini menyangkut ideologi negara (NKRI), dan sisi sosial bagaimana membuat eks Gafatar dapat diterima oleh keluarga, dan masyarakat.

Kasma, eks Gafatar yang ikut dipulangkan semalam bersama Anwar, suaminya, dan anaknya, Christopher yang berusia 5 bulan, berharap dapat segera bertemu kembali dengan keluarganya yang berada di Gowa, dan bisa hidup normal bersama suami, dan anaknya.

“Saya lima bulan di Kalimantan, berangkat saat anak saya berusia satu bulan karena diajak teman yang sudah lebih dulu ke sana,” tuturnya.

Selama lima bulan berada di Kutai Kartanegara, Kasma mengaku tinggal di sebuah dusun, dan bertani untuk bertahan hidup, “Kita ke sana karena waktu itu suami saya tidak punya pekerjaan tetap, dan ada teman yang mengajak,” lanjutnya.

Persoalan mata pencaharian yang dikeluhkan eks Gafatar dijawab Danny dengan menyiapkan pekerjaan sebagai satgas drainase, satgas genangan, dan satgas kebersihan, “Tanggung jawab kita untuk memulangkan ke keluarganya dengan selamat, dan kita bisa bantu mendapatkan pekerjaan setelah melewati pembinaan dan training,” ungkap Danny.

Jalil, kordinator eks Gafatar asal Makassar mengakui, sebelum dipulangkan ke kampung halaman, Ia bersama ratusan eks Gafatar lainnya meminta kepada pemerintah kabupaten Kutai Kartanegara untuk dilakukan pemurnian akidah, “Pemerintah kabupaten memenuhi permintaan kami,” ujarnya. (*)

Exit mobile version