JAKARTA–Polemik harga gas dan rencana pencabutan subsidi LPG 3 Kg menjadi pembahasan utama pada rapat kerja Komisi VII DPR RI bersama Kementerian ESDM.
Anggota Komisi VII DPR, Kardaya Warnika mengatakan bahwa dirinya meminta pemerintah mempertimbangkan rencana pencabutan subsidi LPG 3 Kg yang semula dari subsidi komoditas menjadi subsidi tertutup. Sehingga, lanjut Kardaya, efek kepada masyarakat kecil akan besar.
Tak hanya itu, Ia juga mengaku sempat dikirimi gambar antrean masyarakat, bahkan informasi yang didapatnya bahwa harga LPG 3 Kg di Sumatera mencapai Rp35.000 Artinya, pasokan LPG 3 Kg di beberapa wilayah masih kekurangan.
“Di Sumatera harganya itu sudah sampai Rp35 ribu, kalau sampai semester dua (begini terus) bisa sekarat (masyarakat). Itu yang harus dipertimbangkan,” tegas Kardaya di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, dikutip dari Indonesiainside.id, Selasa (28/1/2020)
Kardaya Warnika juga menyarankan sebelum rencana itu sudah pasti benar dan mekanismenya sudah matang, sebaiknya pemerintah tak gegabah mengumumkan kebijakan ke publik.
“ Kebijakan mengenai energi rumusnya jangan cepat disampaikan ke masyarakat sebelum tuntas. LPG adalah energi, Jadi jangan ngomong dulu sebelum rampung betul,” imbuh dia.
Sementara itu, beberapa media telah mengabarkan, bahwa harga LPG 3 Kg di sejumlah daerah seperti kawasan Medan dan Deliserdang, Sumatera Utara (Sumut), mulai naik. Rata-rata harga gas elpiji dibanderol sekitar Rp 25.000-Rp 35.000 per tabung.
“Kaget, beli gas 3 kg udah Rp 35.000 per tabung dari Rp 20.000. Kata penjualnya, gas sudah sulit karena pemerintah mau cabut subsidi gas,” ujar salah seorang warga di Jalan Sempurna, Medan, T Risna S di Medan, Ahad (19/1/2020)
Kendati demikian, mau tak mau Risna terpaksa membeli karena kebutuhan sehari-hari. Akibatnya, pengeluaran rumah tangga akan semakin besar karena harga bahan pokok juga naik.
Tak hanya itu, Warga Tanjungmorawa, Deliserdang, Evi, juga mengaku terkejut dengan kenaikan harga gas. Padahal, menurutnya pencabutan subsidi gas belum diterapkan.
“Saya heran harga gas menjadi Rp 25.000 per tabung .Padahal pemerintah infonya baru akan mencabut subsidi bulan Agustus,” katanya.
Unit Manager Communication and CSR PT Pertamina MOR I, M Robby Hervindo, saat dikonfirmasi menegaskan, bahwa harga elpiji bersubsidi belum naik. Ia juga menegaskan belum ada kebijakan baru soal gas elpiji 3 kg itu.
“Harga elpiji 3 Kg itu masih tetap, jadi intinya tidak ada kenaikan harga elpiji 3 kg, tetap sesuai HET di tingkat pangkalan,” katanya belum lama ini.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa pasokan gas tetap aman meskipun hingga saat ini belum ada penetapan kuota elpiji dari BPH Migas. Namun dia mengakui pada Januari tahun 2020, alokasi gas elpiji 3 kg itu sekitar 10 juta tabung.
“Pasokan gas tetap aman meskipun hingga saat ini belum ada penetapan kuota elpiji dari BPH Migas, dan alokasi gas elpiji 3 Kg sekitar 10 juta tabung, ” Terangnya. (*)