JAKTIM – Untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan tugas pokok, personel jajaran Penerangan TNI dituntut bekerja secara profesional dan modern dilandasi jiwa kesatria yang militan, serta menjunjung tinggi loyalitas. Personel jajaran Penerangan TNI sebagai ujung tombak dalam transformasi informasi dituntut juga mampu bersinergi dengan sesama komunitas penerangan instansi lain.
Demikian amanat tertulis Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P yang dibacakan Kasum TNI, Laksdya TNI Dr. Didit Herdiawan, M.P.A, M.B.A saat membuka Rapat Koordinasi Teknis Penerangan (Rakornispen) TNI tahun 2018. Rapat ini diikuti 112 peserta jajaran Penerangan TNI AD, TNI AL dan TNI AU di Aula Gatot Subroto Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (28/2/2018).
Rakornispen tahun ini mengambil tema ‘Dilandasi Jiwa Kesatria, Militan, Loyal, Profesional Dan Modern, Satuan Penerangan TNI Siap Melaksanakan Publikasi Informasi dalam Rangka Meningkatkan Citra Positif TNI’. Menurut Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Penerangan TNI telah melaksanakan tugas dan fungsinya mendesiminasi informasi kepada masyarakat, sehingga citra maupun kredibilitas TNI sangat baik dibanding lembaga lain.
Baca Juga :
“Jajaran Penerangan TNI adalah penjuru terdepan dalam mempublikasikan kegiatan dan kinerja TNI,” ucapnya.
Panglima TNI lebih lanjut mengatakan, jajaran penerangan harus mengambil porsi memainkan perannya mempublikasikan prestasi dan kinerja prajurit TNI. Alasannya, karena hal ini akan berdampak pada pembentukan opini positif publik terhadap pengabdian TNI.
“Peran dan fungsi jajaran Penerangan TNI dalam mempublikasikan kinerja satuan TNI menjadi salah satu penilaian publik bahwa Institusi TNI menjadi yang paling dipercaya, dan rakyat tetap mencintai TNI,” ujarnya.
Ia menambahkan, saat ini perkembangan teknologi informasi telah melahirkan platform baru komunikasi dalam dunia maya melalui media sosial (medsos) yang bergerak begitu cepat dan viral. Sehingga mampu membangun atau meruntuhkan suatu bangsa.
Media sosial menjadi medan pertempuran baru bagi sekelompok orang untuk mencapai tujuannya. Oleh sebab itu, kata Panglima TNI, pejabat Penerangan TNI harus mengikuti, memahami dan mengolah informasi yang berkembang di media sosial agar dapat memenangkan opini publik.
Kata Hadi Tjahjanto, penyebaran informasi dan berita-berita bohong (hoax) melalui media sosial dapat menyebabkan perpecahan, membahayakan persatuan dan kesatuan, Kebhinnekatunggal Ikaan dan bahkan munculnya radikalisme. Sebagai bagian dari kekuatan TNI, personel Penerangan TNI harus memenuhi kebutuhan informasi komunitas media onlie dan media sosial.
“Dengan menjangkau komunitas online dan menguasai media sosial, kita dapat membangun opini publik dan mengeliminir pengaruh negatif yang dapat menurunkan citra TNI di masyarakat,” ujarnya. (*)
Komentar