MAKASSAR – Agama memiliki peran sentral dalam mewujudkan ketahanan keluarga. Bila keluarga baik, maka baik pula suatu bangsa. Sebaliknya, bisa keluarga rusak, maka berefek negatif pada kemajuan bangsa. Demikian mengemuka dalam web seminar (webinar) pendidikan agama dan dakwah yang digelar Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII).
Webinar digelar secara daring (online) melalu zoom meeting. Webinar yang bertajuk “Peran Agama dalam Ketahanan Keluarga di Masa Pandemi” diikuti ribuan peserta dari seluruh Indonesia dan manca negara. Webinar digelar dalam rangka menyambut Munas IX LDII pada 7-8 April 2021 mendatang. Selain disiarkan melalui zoom meeting, webinar juga dipublikasikan melalui live streaming YouTube.
Ketua Komisi Ukhuwah Islamiyah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Adnan Harahap menyampaikan materi berjudul “Pembinaan Keluarga Ideal Menurut Islam”. Tema ini, katanya, perlu mendapat perhatian. Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar di dunia. “Sering kita dengar bahwa keluarga itu adalah satu satu tanda dari kemajuan bangsa. Apabila keluarga itu baik, maka baiklah bangsa. Bila keluarga itu rusak, maka akan berefek negatif pada kemajuan bangsa,” ujar KH Adnan Harahap, Sabtu (27/2/2021) saat menyampaikan materi.
Baca Juga :
Tampak pengurus harian DPW LDII Sulawesi Selatan mengikuti webinar di studio Kantor DPW LDII Sulawesi Selatan, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar. Hadir Ketua Dr Ir Abri MP, sekretaris Ishak Andi Ballado SE, dan dewan penasihat KH Suwarto SE MM. Juga hadir di studio wakil ketua Muchtar Mannan SH, Asdar Mattiro SSos, Ir La Hatta MPd, dan Moh Syafei SSos, wakil sekretaris Ilmaddin SPd, dan Mujahidin ST.
Pihaknya berharap, upaya LDII menggelar webinar pendidikan agama ini bisa mendapat tanggapan. “Mudah-mudahan langkah dari pra Munas LDII mendapat apresiasi dari kita semua. Jarang orang membicarakan soal ini, karena dianggap urusan pribadi,” kata KH Adnan Harahap.
Beberapa pemateri yang menjadi narasumber dalam webinar antara lain Ketua Komisi Ukhuwah Islamiyah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Adnan Harahap, Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas Amich Alhumami PhD, Anggota Komisi VIII DPR RI Endang Maria Astuti SAg SH MH, Komisioner Komnas Perempuan/LKK PBNU Drs Maria Ulfah Ansor MSi, psikolog dan pemerhati masalah keluarga Nana Maznah Zubir MSi, Ketua Departemen Pendidikan Agama dan Dakwah DPP LDII KH Aceng Karimullah BE SE, dan Asisten Deputi Peningkatan Kualitas Keluarga Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA), Maya Septiyana SKom MM. Menjadi moderator Wasekum DPP LDII Hasim Nasution SE.
Asisten Deputi Peningkatan Kualitas Keluarga Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Maya Septiyana SKom MM membahas materi kebijakan membangun ketahanan keluarga dalam peningkatan kualitas SDM yang unggul dan berdaya saing.
Komisioner Komnas Perempuan/LKK PBNU Drs Maria Ulfah Ansor MSi mengingatkan para orang tua agar tidak diskriminatif dalam pengasuhan dan akses sarana prasarana pendidikan. “Di banyak tempat masih sering terjadi. Ketika kemampuan orang tua terbatas hanya mampu menyekolahkan 1 orang anak, maka yang didahulukan pendidikan yang tertinggi biasanya laki-laki. Ini yang disebut diskriminatif,” paparnya.
Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Bappenas Amich Alhumami PhD menyampaikan materi agama dan pendidikan akhlak melalui kekuatan ketahanan keluarga. “Akhlak adalah pondasi sebuah bangsa. Ketika bangsa kehilangan basis moral dan akhlak maka runtuhlah bangunan bangsa itu. Revolusi mental dimulai dari keluarga,” katanya.
Psikolog dan pemerhati masalah keluarga Nana Maznah Zubir MSi mengupas materi peran ibu dalam ketahanan keluarga di masa pendemi. Ibu punya peranan penting dalam rumah tangga. Mengurus anak, memasak, membereskan rumah adalah beberapa tugas yang harus dilakukan oleh seorang ibu. “Mereka bisa dikatakan, 24 jam sehari, 7 hari seminggu, menghadapi anak-anak dengan segala problematiknya. “Saking sibuknya seorang ibu hingga ia kadang tak mempunyai waktu untuk diri sendiri,” jelasnya.
Lebih jauh, aspek sumber emosi dalam keluarga adalah ibu. Suasana emosi ibu memiliki efek positif dan negatif pada suasana emosi di rumah. “Status emosi ibu sangat mempengaruhi kesejahteraan emosional keluarga secara keseluruhan. Ibu yang bahagia akan membuat keluarganya bahagia,” ungkap Nana.
Anggota Komisi VIII DPR RI Endang Maria Astuti SAg SH MH menyampaikan materi perlindungan anak dan hak perempuan dalam perwujudan kesejahteraan keluarga. Ketua Departemen Pendidikan Agama dan Dakwah DPP LDII KH Aceng Karimullah BE SE mengemukakan materi berjudul ketahanan keluarga basis ketahanan nasional. “Ketahanan nasional basisnya adalah ketahanan keluarga,” katanya.
Dalam rangka mewujudkan kemandirian ekonomi keluarga, supaya mempunyai etos kerja. “Seseorang yang membawa tali kemudian pergi untuk mengumpulkan kayu dan memikulnya untuk dijual, sehingga dia bisa makan dan bisa bersedekah, itu lebih baik ketimbang dia mengemis,” ungkapnya. (*)
Komentar