ENREKANG – Memasuki sepekan lebih pasca musibah longsor yang melanda Desa Parombean Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang, ratusan warga yang menjadi korban bencana tersebut sudah mulai jenuh di posko pengungsian. Informasi terakhir, 30 Kepala Keluarga (KK) sudah meninggalkan posko pengungsian dan memilih tinggal sementara di rumah kerabatnya, sementara sebagian lainnya ada yang nekat kembali ke rumahnya meski bahaya longsor masih mengancam. ke rumah kerabatnya. Alasannya, mrreka memilih jalan nekat itu karena khawatir dengan ternak, perkebunan dan pertanian miliknya.
“Kita sudah satu minggu disini tapi belum ada tanda tanda kapan longsor ini akan berakhir. Ternak, kebun dan pertanian kami sudah terbengkalai sepekan lamanya. Namun selama tanah masih bergerak, kami tidak ada pilihan lain dan tetap diminta bertahan di posko pengungsian,” ujar Nenek Ima, salah seorang warga pengungsi dalam bahasa lokal Enrekang kepada awak media, Kamis (28/4/2016).
Ia mengungkapkan, longsor yang menimpa Parombean sudah sering terjadi sejak dulu, namun baru kali ini terbilang cukup parah. “Kita betul-betul lumpuh, tidak ada yang bisa kami perbuat di tempat pengungsian ini. Kami sudah jenuh dan ingin pulang ke rumah. Memang sekarang kita ada bantuan makanan dan lainnya, tetapi kedepannya kami mau makan apa kalau tidak bekerja,” ungkapnya dengan sedih.
Hal senada juga diutarakan Tasbih, salah seorang warga korban longsor di posko pengungsian. Ia mengaku, sudah banyak rekannya yang memilih untuk kembali ke rumah karena jenuh tinggal diposko.
“Kemarin sudah ada yang pulang. Mereka khawatir dengan ternak dan kebun yang mereka tinggalkan, utamanya warga yang tanaman ladanya ikut tertimbun longsor sehingga perlu cepat diperbaiki,” tutur Tasbih.
tasbih mengungkapkan, dirinya pun sudah mulai jenuh tinggal diposko pengungsian. Olehnya ia berharap, bisa segera kembali ke rumahnya. “Saya berharap, Pemerintah secepatnya mengambil tindakan serius mengatasi musibah longsir yang menimpa pemukiman kami. Tidak mungkin kami selamanya tinggal di posko pengungsian. Tetapi jujur, kami juga masih khawatir akan adanya longsor susulan,” ucapnya. (*)