SIDRAP – Tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir membuat sejumlah wilayah di Kabupaten Sidrap terendam banjir.
Di Kecamatan Panca Lautang dan Teelu Limpoe, banjir sudah melanda dan menggenangi sebagian rumah warga di Kelurahan Wette’e, Turungangnge Teteaji serta Allesalewoi.
Ketingggian air di pemukiman penduduk yang sudah mencapai tiga meter membuat warga korban banjir mengaku sangat membutuhkan alat transportasi air seperti perahu dan juga pasokan air bersih untuk diminum dan memasak.
“Sebetulnya, belum ada yang perlu dikuatirkan, kami hanya butuh bantuan alat transportasi air dan air bersih,” ujar H Hatta, seorang warga Weete’e Kecamatan Panca Lautang, Rabu (27/4/2015) kepada awak media.
Hal senada juga dialami petani di Desa Teteaji Kecamatan Tellu Limpoe. Sawah milik warga setempat sudah tergenang air sehingga sebagian terpaksa beralih profesi menjadi nelayan.
Mereka mengaku, memanfaatkan banjir itu untuk menangkap ikan yang melimpah. Menurut mereka, daerahnya memang sudah menjadi langganan banjir jika musim penghujan tiba, apalagi posisinya yang berdekatan dengan danau Sidenreng.
La Singare, seorang petani di Teteaji mengungkapkan, jika musim penghujan datang, dia bersama petani lainnya hanya bisa mencari nafkah dengan menangkap ikan di sawah yang terendam banjir.
“Disini ada sekitar 300 Hektar sawah yang terendam banjir, dimana posisinya memang berdekatan dengan danau Sidenreng dan danau Tempe Kabupaten Wajo. Kami petani disini terpaksa menjadi nelayan menggunakan perahu pada saat seperti ini,” akunya.
Ia menambahkan, para petani di kampungnya kerap memanen padinya lebih cepat guna menghindari kerugian lebih besar jika musim penghujan datang melanda. “Hasil panen kali ini pasti berkurang dibanding panen sebelumnya, “ucapnya dengan sedih.
Sementara La Salama, seorang petani lainnya berharap, untuk masa panen yang akan datang tidak terulang seperti ini lagi. “Di sini sudah langganan banjir, tapi mudah-mudahan panen yang akan datang bisa menghasilkan lebih banyak dibanding yang sekarang ini,” harapnya. (*)