MAKASSAR – Panggung politik Sulsel dalam rentang waktu panjang pasca orde baru, sirkulasi elite politik masih sangat didominasi oleh aktor politik yang berasal dari Partai Golkar. Demikian dikatakan tokoh demostran 1987, Ir. Juliadi, MM kepada media ini di Malang, Senin, (28/8/2017).
Dikatakan, aktor politik yang bakal bertarung dalam Pilgub Sulsel 2018, misalnya Nurdin Khalid (NH), kini sebagai Ketua Harian DPP Golkar. Ada lagi kader Partai Beringin, yang juga masih menjabat Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu’mang. Agus Arifin Nu’mang ini adalah mantan Sekretaris DPD I Golkar Sulsel.
Aktor politik lainnya, ada Ichsan Yasin Limpo, mantan anggata DPRD dari Golkar dan Bedahara DPD Golkar Sulsel. Ditambahkan Kandidat Doktor Tehnik Lingkungan PPs Universitas Brawijaya Malang ini, Sulsel selama ini adalah lumbung Golkar sejati, dan itu tak terbantahkan. Tokoh dan kader Golkar bergantian dengan militer memimpin daerah ini.
“Partai politik lainnya tak sanggup mengikuti jejak dan irama Golkar. Parpol lain masih sebatas di level mengusung dan mendukung kader Golkar. Dengan sedikit iming-iming, membangun komitmen politik,” papar Magister Manajemen PPs-UMI Makassar ini.
Partai partai politik lain, gagal melahirkan kadernya. Bahkan bisa dikatakan, pada akhirnya kerja parpol lainnya hanya untuk mendukung tokoh Golkar. Hal ini menunjukkan sebuah kerja politik yang sia-sia.
Sulsel menjadi tantangan bagi kader politik selain Golkar. Partai-partai non Golkar harus membuat terobosan baru. Mendukung secara totalitas kader Golkar atau sama sekali tidak terlibat dalam mengusung atau mendukung kader Golkar.
“Kedua pilihan ini sama sama tak menabrak aturan,” ucap Wakil Sekjen DPP Perkindo ini.
Menurut Juliadi, sudah waktunya, partai lain berfikir moral dan gengsi partai. Martabat partai ada di tangan kader, seperti juga nasib dan masa depan partai, semua di tangan kader.
“Mustahil ada partai akan membesarkan partai lainnya,” katanya. (*)