MAKASSAR – Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas keislaman masyarakat, LAZ Hadji Kalla menghadirkan program Bina Agama Tunarungu untuk mengatasi kesenjangan terhadap akses pendidikan dan informasi agama yang masih minim, serta memastikan bahwa setiap individu dapat memperdalam ilmu agama tanpa memandang keterbatasannya.
Program ini dilaksanakan di Masjid Namirraj Rappocini pada 28 Agustus 2024.
Program ini secara rutin akan dilaksanakan dua kali dalam seminggu mulai dari periode Agustus hingga Oktober 2024 nanti di Masjid Rahmatul Ilham Kantor Walikota dan Masjid Namirraj Rappocini, sehingga bisa menjadi sarana yang lebih inklusif untuk memperoleh pemahaman keagamaan yang setara dengan masyarakat lainnya.
Baca Juga :
Sebelumnya tim Islamic Care LAZ Hadji Kalla telah melakukan berbagai audiensi, diskusi dan FGD dengan berbagai pihak terkait untuk perencanaan dan implementasi progam Bina Agama Tunarungu.
Dengan harapan program ini bisa memberikan akses pendidikan agama Islam yang lebih baik bagi komunitas tunarungu yang seringkali terabaikan dalam pendidikan formal akibat keterbatasan fasilitas dan dukungan.
Salman Febriyansyah, selaku Program Manager Islamic Care LAZ Hadji Kalla menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian dari komitmen LAZ Hadji Kalla untuk menciptakan ruang belajar agama yang inklusif bagi seluruh umat, tanpa terkecuali.
“Kami ingin memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal dalam pemahaman agama, termasuk saudara-saudara kita yang memiliki keterbatasan pendengaran. Melalui program ini, kami berharap mereka dapat memperdalam keimanan dan pengetahuan agama,” ujarnya.
Sejak tahun 2023 lalu LAZ Hadji Kalla telah memulai program ini dengan cara syiar keagamaan melalui platform YouTube dengan menggandeng penceramah lokal yang videonya diberikan penerjemah bahasa isyarat, sehingga para penyandang tunarungu juga bisa mendapatkan tambahan informasi terkait ilmu agama melalui video tersebut.
Di tahun ini, program Bina Agama Tunarungu terus dikembangkan dengan kajian rutin serta pembelajaran lainnya yang diadakan di masjid dengan lokasi strategis yang mudah diakses oleh komunitas tunarungu.
Dalam program ini, LAZ Hadji Kalla berkolaborasi bersama GERKATIN (Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia), organisasi yang bergerak dalam pemberdayaan tunarungu ini turut berpartisipasi sebagai implementor penerjemah isyarat, memastikan bahwa seluruh peserta dapat mengikuti kajian dengan baik
Salah seorang peserta, Islamiyah, mengungkapkan rasa syukurnya bisa mengikuti program ini, melalui penerjemah ia mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya kepada LAZ Hadji Kalla.
“Saya merasa sangat terbantu dengan adanya kajian ini. Selama ini, sulit bagi saya untuk mendapatkan informasi tentang agama. Dengan adanya penerjemah isyarat, saya jadi lebih paham tentang pentingnya sholat dan bagaimana kita harus mempersiapkan diri menghadapi hari akhir,” ungkapnya.
Program Bina Agama Tunarungu ini diharapkan dapat menjadi model pembelajaran agama inklusif yang dapat diimplementasikan di berbagai daerah lain, guna memastikan seluruh lapisan masyarakat mendapatkan hak yang sama dalam memahami ajaran Islam.(***)
Komentar