Warga Kelaparan Karena Dilarang Memasak, Pertamina Diminta Mau Bertanggungjawab

Warga Kelaparan Karena Dilarang Memasak, Pertamina Diminta Mau Bertanggungjawab

PINRANG – Selain berdampak pada terputusnya jalur transportasi darat di jalur Trans Sulawesi, musibah kebocoran pipa pada tabung mobil tangki pengangkut Gas Elpigi (LPG) berkapasitas 13 ribu di Kampung Palia Kecamatam Paleteang Kabupaten Pinrang, Kamis (29/3/2018) yang terjadi sekira pukul 03.00 Wita dini hari, juga meresahkan dan membuat susah warga yang bermukim di sekitar Lokasi Kejadian (TKP).

Pasalnya, warga tidak diizinkan untuk melakukan aktivitas memasak karena dinilai rawan memicu terjadinya ledakan.

“Kita lapar mi ini pak, tapi kita tidak diizinkan memasak karena ada Gas bocor. Katanya takut kalau ada ledakan karena Gas ada di mana mana. Kalau ada api bisa memicu terjadinya ledakan dan kebakaran,” tutur Hj Sugi (50), salah satu warga sekitar.

Hal senada juga diungkapkan Lina, seorang warga lainnya. kata Lina, untuk mengatasi rasa lapar, warga sekitar beli nasi bungkus.

“Kami terpaksa beli dan makan nasi bungkus saja. Kami minta ada pihal yang mau bertanggungjawab akan nasib kami ini,” harapnya.

Untuk diketahui, selain mengakibatkan akses transportasi darat jalur Trans Sulawesi terputus dan warga sekitar TKP yang kelaparan karena di larang memasak, kebocoran pipa tabung mobil pengangkut LPG ini juga mengganggu indera penciuman warga.

Aroma gas yang tercium hingga radius kurang lebih 300 meter di sekitar TKP sangat meresahkan warga karena bisa berdampak pada keaehatan mereka. Karena hal tersebut, sejumlah warga sekitar lokasi kejadian menuntut Pertamina bersedia bertanggungjawab akan dampak dari permasalahan ini. (*)

Penulis : Aroelk