MAKASSAR – Pangdam XIV Hasanuddin, Mayjen Agus Surya Bakti menggelar buka puasa bersama dilanjutkan sholat magrib berjamaah pada Ramadhan ke-13 di rumah jabatan Pangdam. Dalam kesempatan ini, pihak Kodam XIV Hasanuddin menggandeng Civitas Akademika Universitas Hasanuddin (Unhas) dalam mencegah paham radikalisme dalam kampus.
“Sesuai yang kita ketahui bahwa tentang radikalisme ini sudah berada di Indonesia. Sehingga kami memulai dari bentuk pencegahan dan hal itu sudah lama kami lalukan,” ujar Agus SB.
Dia menambahkan, apa yang dilakukan ini sebagai bentuk pencegahan dengan memberikan pemahaman tentang radikalisme di kalangan kampus, terkhusus kepada para mahasiwa Unhas. Pasalnya, kata Agus SB, sangat banyak mahasiswa di Perguruan Tinggi yang sedang mencari jati diri atau identitasnya.
“Dengan sinergitas yang kita bangun seperti ini sehingga besar harapan kami agar para mahasiswa tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal yang bisa menganggu masa-masa kuliahnya, sehingga bisa menjadi mahasiswa yang sukses dan terus berprestasi,” harap Pangdam XIV.
Pagdam XIV Hasanuddin melanjutkan, meskipun Unhas tidak terindikasi adanya mahasiswa yang berpemahaman radikalisme atau terorisme, namun pihaknya tidak harus menunggu harus ada indikasi barulah berusaha mencegahnya. Tapi setidaknya semuanya harus dimulai lebih awal dengan membentuk pencegahan dini sejak awal dengan mengawasi setiap aktifitas di dalam kampus atau di luar kampus yang ada di Sulawesi Selatan, sesuai penelitian oleh BNPT bahwa paham radikalisme telah masuk ke dalam kampus.
“Jadi bukan Karena ada di Kampus Unhas ada pemahaman radikalisme, sehingga kami mengundang buka puasa bersama, bukan itu. Karena ini hanya sebagai bentuk pencegahan yang dimulai sejak awal,” jelasnya Mayjen TNI Agus SB.
Sementara itu, Sekretaris Unhas, Prof Nasaruddin Salam mengatakan, salah bentuk pencegahan tentang pemahaman radikalisme atau terorisme, khususnya di Kampus Unhas, hampir setiap bulan melaksanakan kegiatan-kegiatan dengan kajian-kajian yang positif. Dengan program positip untuk mahasiswa itulah terjadi pengembangan karakter, sehingga bisa menghasilkan mahasiwa yang berkualitas.
“Jadi salah bentuk pencegahan di Kampus Unhas itu dengan mengadakan pengajian setiap bulannya dan sholat berjamaah,” ungkap Nasaruddin.
Saat ditanyakan apa sanksi jika diketahui ada oknum mahasiwa Unhas yang terlibat dengan pemahaman radikalisme, Sekertaris Unhas ini menjelaskan, pihaknya pertama-tama akan melakukan pendekatan secara persuasif dengan memberikan pencerahan. Alasan dia, dalam lingkup Kampus Unhas, ada kode etik berupa peraturan kampus yang harus dipatuhi oleh seluruh mahasiswanya.
“Apabila kami sudah melakukan upaya pendekatan secara persuasif dan tetap melakukan aktifitasnya, kami pasti akan melakukan pembinaaan,” tegasnya. (*)
Komentar