KUALA LUMPUR — Malaysia dalam kondisi darurat Covid-19. Penularan mencatat rekor dengan 8.290 kasus pada Jumat (28/5/2021) kemarin.
Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yasin pun memutuskan untuk melakukan lockdown secara total pada (1-14/5/2021).
Sebelumnya, Direktur Jenderal Kesehatan Tan Sri Dr Noor Hisham Abdullah melalui akun Twitternya mengumumkan bahwa 8.290 kasus Covid-19 baru tersebut merupakan yang tertinggi yang pernah tercatat.
Dengan penambahan tersebut, Malaysia mencatat total kasus Covid-19 sebanyak 549.514 kasus.
Dilansir dari Malay Mail, selama masa lockdown, semua kegiatan sosial dan ekonomi dilarang. Kantor Perdana Menteri mengumumkan, hanya sektor ekonomi dan jasa penting yang dapat beroperasi selama masa lockdown.
NSC atau Majelis Keselamatan Negara Malaysia lah yang akan mendaftar sektor yang boleh beroperasi. Perdana Menteri mengatakan, jika lockdown fase satu berhasil mengurangi kasus harian Covid-19, pemerintah akan melanjutkan ke fase kedua.
“Fase Dua akan memungkinkan pembukaan kembali sektor ekonomi yang tidak melibatkan pertemuan massal dan di mana jarak fisik dapat dipertahankan,” kata Perdana Menteri seperti dikutip Malay Mail.
Fase Dua ini menurut rencana akan berlangsung selama empat minggu, sebelum akhirnya diberlakukan Fase Ketiga.
“Setelah berakhirnya lockdown fasa kedua, langkah seterusnya ialah memasuki fasa ketiga, yaitu melaksanakan Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) seperti pada masa sekarang,” kata Perdana Menteri Muhyidin.
Fase Ketiga ini masih melarang semua aktivitas sosial, namun memperbolehkan aktivitas hampir semua sektor ekonomi, namun tetap menggunakan SOP yang ketat dengan membatasi kehadiran fisik di tempat kerja.
PM Muhyidin mengatakan, keputusan untuk berpindah antar fase akan bergantung pada penilaian risiko Kementerian Kesehatan berdasarkan kasus Covid-19 baru dan kemampuan sistem kesehatan publik negara itu untuk merawat orang yang terinfeksi.(*)