MAKASSAR — Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan ‘Danny’ Pomanto memaparkan tentang konsep lorong saat didaulat menjadi narasumber pada pertemuan secara virtual, di Kediaman Pribadinya, Rabu (29/9/21). Pertemuan ini terkait membicarakan kemajuan dari hasil penelitian pusat studi energi UGM mengenai penggunaan aplikasi lorong garden di Kota Makassar.
Danny memaparkan bahwa lorong merupakan sel kota Makassar. Berangkat dari lorong, Danny menciptakan inovasi pada periode pertamanya yakni lorong garden. Banyak hal yang dicapai mulai dari penanaman cabai yang bisa menekan inflasi.
“Ini kerjasama penelitian dari ITB dan UGM. Kerjasamanya sudah berjalan setahun dan masih meneliti. Minggu depan akan ada satelit cuaca yang memantau wilayah kota Makassar untuk menentukan indeks kulaitas udara dan hubungan sosial di wilayah yang akan disasar,” ujarnya.
Database yang dikumpulkan nantinya bisa menilai wilayah mana yang layak untuk dilakukan pengembangan produk pangan berkelanjutan dan budaya sosial ekonomi.
Kata Danny, proyek ini akan bekerja untuk mengintegrasikan inovasi dalam komunitas cerdas dan terhubung untuk meningkatkan lorong taman di Kota Makassar, Indonesia melalui kolaborasi sinergis antara tim AS dan Indonesia dan kemitraan erat dengan Kota Makassar.
Proyek Garden Alley sebutnya yang sedang berlangsung di kota bertujuan untuk meningkatkan kelayakan huni kota, diukur dengan faktor-faktor termasuk kualitas udara, indeks panas, ketahanan pangan, dan interaksi sosial.
Ada enam lokasi yang akan menjadi target modernisasi Garden Alley yakni BTP , Perumahan Dewi Karmilasari, Komp Citra Tello Baru, Jl Abu Bakar Lambogo, Lorong 272, Jalan Sungai Kelara Lr 96.
Danny berharap didalam lorong wisata nantinya terdapat edukasi kesejahteraan dan menanamkan mental-mental mandiri di sebuah lorong.
“Soal lorong wisata ini saya aktif membahas dengan kelembagaan Bro Prof dimana para professor yang bergabunh di dalamnya sangat memuji konsep yang saya paparkan. Karena, menurutnya, membangun Kota Makassar butuh dukungan dari segala arah,” pungkasnya.
Adapun peserta virtual kali ini berasal dari Universitas Colorado Boulder, Institut Politeknik Virginia, ITB dan UGM. (*)