JAKARTA – Satuan Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melihat Indonesia pada saat ini bukan lagi negara penuh dengan sumber daya alam migas.
Dimana sekarang pemerintah telah melakukan impor minyak dan diperkirakan pada 2025 Indonesia hanya bisa mengandalkan minyak dari impor lebih banyak dibanding produksi dalam negeri.
“Jangan keliru mitos kita kaya minyak, sebab dibandingkan riset dunia jauh lebih kecil (cadangan minyak) dan gas cuma beberapa persen saja,” tutur Kepala Humas SKK Migas Taslim Z Yunus di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (29/10/2016).
Baca Juga :
Menurutnya, berdasarkan data SKK Migas produksi minyak per Mei 2016 sebesar 832 ribu barel per hari, atau setara 1 persen produksi minyak dunia.
Sedangkan, produksi harian gas mencapai 8.215 MMSCFD.
Taslim menjelaskan, sewaktu dulu cadangan minyak Indonesia sudah terbukti mencapai 27 miliar barrel, namun pada Desember 2015, masih ada cadangan sebanyak 3,6 miliar barrel, setara 0,2 persen cadangan minyak dunia.
“Tahun 2025 pemerintah dan DEN menetapkan kebutuhan energi sekitar 7,49 juta barel dimana 47 persen dari sektor migas artinya 2025 kita butuh produksi 375 juta ton ekuilaven, sekarang 2,01 juta ton kita harus siap-siap kekurang suplai 1,5 juta ekuileven itu kalau tidak ada perubahan sana sini,” ujarnya. (*)
Komentar