MAKASSAR – Free Palestine, Birruh biddam, nafdika ya Aqsha, Birruh biddam, nafdika ya Aqsha, Birruh biddam, nafdika ya Aqsha.
Seruan yang berarti “Dengan ruh, dengan darah, kami bela kau wahai Aqsha,” ini bergumuruh di pelataran Pusat Dakwah Muslimah Antang, Sabtu (28/10/2023).
Pagi yang cukup terik menemani para Pemudi Wahdah hadir menyuarakan aksi solidaritas lawan pembantaian di Palestina.
Dengan atribut bendera Palestina yang dicetak besar, tulisan seruan Palestine will be free dibentangkan memenuhi pelataran PDM.
Kehadiran para Pemudi Wahdah bukan tanpa alasan, tak tanya sekedar aksi semata dengan berbagai atribut Palestina.
Dengan melihat belakangan ini, penyerangan di Palestina semakin membabi buta, bahkan hingga Jum’at malam, 27 Oktober 2023 serangan Zionis Israel terhadap jalur Gaza dibombardir selama 30 menit menggunakan bom fosfor.
Terhitung sudah 20 hari kejahatan genosida pengeboman dilakukan oleh zionis bahkan di tempat vital seperti rumah sakit. Hingga jatuh puluhan ribu korban dan bangunan rusak.
Dengan momentum Hari Sumpah Pemuda dan amanat bangsa Indonesia yakni menghapuskan penjajahan di atas dunia, Pemudi Wahdah bersama Muslimah Wahdah Pusat dan Kita Palestina turut menyuarakan aksi solidaritas free Palestine.
Aksi solidaritas ini ada sebagai wujud pembuktian bahwa mereka yang di Palestina itu tidak berjuang sendiri.
“Setidaknya saudara kita tidak pernah merasa sendirian, mari kita buktikan,” ujar dr Muhyina Nur ketika berorasi dihadapan puluhan muslimah.
Ketua Pemudi Wahdah ini berharap semoga jumlah yang sedikit ini menjadi saksi kita tidak diam membiarkan zionis.
“Yang punya potensi mari kita jihad.
Sudah terlalu lama Aqsha menunggu, kita bersatu peduli dengan Aqsha maka kemenangan akan datang lebih cepat,” ujarnya mengajak semua muslimah yang hadir untuk bersatu membela Palestina.
Pembela Cilik Gaza
Hal yang menarik dari aksi solidaritas ini kehadiran anak-anak yang menyuarakan pembelaan Palestina dengan bernasyid.
Pemandangan yang mengharukan ketika orasi mengajak bela Palestina disuarakan, anak-anak tersebut juga merasakan dan ikut menangis tersedu dengan suasana di Palestina.
“Semoga anak kita hari ini yang sedang menangis, menjadi tumbuh dengan cinta kepada Aqsha, mata mereka mengabarkan kerinduan untuk Aqsha merdeka,” tambah dr Ina sapaan akrabnya.
*Pernyataan sikap Pemudi Wahdah*
Aksi solidaritas ini juga sekaligus momentum untuk mengambil sikap pernyataan terhadap pembantaian genosida di Palestina.
Pernyataan Sikap Pemudi Wahdah :
1. Mengutuk, mengecam, dan tidak pernah ridha dengan penyerangan dan penjajahan yang dilakukan oleh zionis Israel
2. Menyeru kepada pemerintah, khususnyan kemetrian Luar negri untuk lebih keras dan tegas meminta PBB menghentikan pembantaian, genosida, di Gaza dan penjajahan di Palestina.
3. Menyerukan kepada seluruh kaum muslimin
– bersiaga (ribath) dengan kekuatan dan kemampuan masing2
– membebaskan diri dari penjajahan pemikiran, penjajahan akal, penjajahan hati dengan belajar bersungguh-sungguh
– menggunakan sosial media kita seluruhnya untuk berjuang melawan fitnah-fitnah zionis, untuk membangunkan ummat yang tidur, untuk menyebarkan semangat bara perjuangan pembebasan aqsa.
4. Mengajak kaum muslimin untuk melakukan boikot terhadap produk-produk dan usaha yang mendukung zionis dan melemahkan kaum murabithah.
McD, Cocacola, starbuck, Nestle, Unilever
5. Mengajak untuk senantiasa mendoakan dan membersamai perjuangan mujahid Palestina dengan jiwa dan harta kita.