MAKASSAR – Wakil Walikota Makassar Syamsu Rizal menjadi pembicara pada seminar dan temu nasional pimpinan Fakultas Ilmu Sosial, di Hotel Singgasana, Minggu (29/11/2015).
Seminar bertema ‘Revolusi Mental dan Kemandirian Bangsa Melalui Pendidikan Ilmu sosial dalam Menghadapi MEA 2015’ tersebut, diikuti oleh pimpinan Fakultas ilmu sosial eks Lembaga Pendidikan tenaga Keguruan (LPTK) dan jurusan pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) se-Indonesia.
Wakil Walikota bergelar Doktor manajemen kebijakan publik ini, dalam materinya banyak membahas peran Pemerintah dalam menciptakan partisipasi masyarakat dalam mensukseskan setiap program yang digalakkan.
“Jalannya Pemerintahan dapat berjalan optimal jika mampu menciptakan partisipasi masyarakatnya,” kata Deng Ical sapaan akrab Wakil Walikota.
Menurutnya, dalam menciptakan partisipasi masyarakat, Pemerintah harus mampu turun langsung ketengah masyarakat dan mampu memberikan kepercayaan dan menjaga amanah.
Komunikasi yang aktif antara aparat Pemerintah dan masyarakat harus terjalin dengan baik. Pelayanan publik yang mengedepankan sikap sombere atau ramah menjadi kewajiban setiap aparat.
“Olehnya untuk merubah pola pikir masyarakat, maka aparat Pemerintah sendiri yang harus lebih dahulu berubah, kita harus bertransformasi kepola pelayanan publik yang lebih baik, yang sombere dan smart tentunya,” ungkapnya.
Dia menambahkan, tingkat pertumbuhan kota Makassar diatas 9 persen, tertinggi di Indonesia dan mengalahkan negeri Thiongkok, menjadi tolak ukur keberhasilan Pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang baik.
“Namun, keberhasilan tersebut tidak luput dari peran pihak lainnya, baik swasta, pengusaha maupun masyarakat itu sendiri,” tambahnya.
Sementara itu, ketua panitia, Dr. Muhammad Guntur mengatakan bahwa seminar ini sejalan dengan program revolusi mental yang dicanangkan Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
“Dalam seminar ini kita berharap terbangun karakter dan kemandirian bangsa serta membangun peradaban melalui revolusi mental,” ungkapnya.
Dalam seminar tersebut, menghadirkan sejumlah pemateri antara lain, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Warsono dan Guru besar universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Zamroni. (*)