DEPOK–Belum lama ini masyarakat dihebohkan dengan Kerajaan Keraton Agung Sejagat di Kabupaten Purworejo yang telah membuat sensaional, kini sejumlah kerajaan lain ikut bermunculan. Selain Sunda Empire yang viral di media sosial, ada juga Kerajaan Warteg Bahagia yang berpusat di Jalan RTM Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat.
Raja Warteg Bahagia, Agus Riyadi atau Raden Mas Bahagia mengatakan, kerajaan yang dipimpinnya itu berbeda dengan kerajaan yang belakangan bermunculan dengan viral. Pendirian kerajaan warteg bahagia ini, kata Agus, didirikan untuk mendukung ekonomi kerakyatan pada tatanan masyarakat bawah hingga menengah atas.
“Jadi kerajaan warteg bahagia ini sengaja didirikan karena kita ingin mengangkat anak bangsa, dan mendukung ekonomi negara kita, jadi tentunya kita sangat berpihak pada mereka yang memiliki budget minim, tetapi ingin menikmati makan enak,” kata Agus saat deklarasi kerajaan itu, dikutip dari Tempo.co, Kamis (30/1/2020).
Baca Juga :
Agus menjelaskan, kerajaan Warteg Bahagia ini memiliki tugas untuk memberdayakan dan memberikan kenyamanan untuk masa depan yang cerah bagi anak bangsa.
“Kita memberdayakan seluruh masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi hingga rendah agar mampu bersaing dengan bangsa lain,” kata Agus.
Agus pun mengatakan, konsep kerajaan warteg bahagia diyakini tidak bertolak belakang dengan konsep dan sejarah NKRI, namun justru memperkuat negara khususnya pada bidang ekonomi.
“Visi yang dibawa kerajaan ini adalah menjadikan merek kuliner lokal Indonesia menjadi tuan rumah di negerinya sendiri,” kata Agus.
Kendati demikian, ide munculnya kerajaan ini dari hasil kolaborasi dan akhirnya diwujudkan dalam bentuk Kerajaan Warteg Bahagia. “Di sini kita ingin mengangkat anak bangsa karena tidak semua merasakan pendidikan tinggi. Kita memberdayakan kalangan dari SD hingga S3,” Terang Agus.
Sementara itu, Menteri Komunikasi Kerajaan Warteg Bahagia, Ahmad Dwi Saputro mengatakan, kerajaan ini berdiri atas dasar keprihatinan dengan banyaknya bermunculan kerajaan yang mengangkat isu tentang kebangsaan, tapi hanya memanfaatkan uang rakyat.
“Kali ini kerajaan kami mengangkat isu pemberdayaan ekonomi dan bagaimana menjadi bangsa mandiri di sektor kuliner,” kata Ahmad.
Saat ini, kata Ahmad, warteg dipandang sebagai ekonomi paling bawah dan kalah bersaing dengan kuliner asing yang terus menjamur.
“Kuliner Indonesia sudah dijajah oleh merek asing, dimana bahkan warteg sebagai ekonomi paling bawah semakin tidak berdaya dan tidak diberdayakan,” kata Ahmad.
Lebih jauh, Ahmad berharap, dengan sistem yang telah dibangun, pihaknya optimistis dapat menggempur kekuatan besar di bisnis kuliner asalkan para pelaku usaha kecil dapat bersatu dan solid.
“Dengan kita bersatu kita bisa menurunkan harga. Misal harga beras yang langsung kita pesan ke petani, ayam potong yang bisa langsung ke peternak. Jika ini dijalankan akan menekan ongkos produksi dan harga yang kita jual bisa lebih murah,” Ujarnya.
“Kami mengajak insan kuliner Indonesia terutama pengusaha warteg untuk bersatu padu dalam satu kerajaan, yaitu kerajaan warteg bahagia,” terang Ahmad. (*)
Komentar