Pemerintahan periode ke-2 Presiden Joko Widodo yang sudah memasuki 100 hari bersama dengan sang Wakil Presiden Ma’ruf Amin tepat pada Rabu (29/1/2020) kemarin kini menjadi perbincangan hangat diberbagai kalangan.
Pasalnya, selama masa pemerintahan 100 hari yang telah dijalani, tak sedikit masyarakat Indonesia pun yang menganggap Wapres Ma’ruf Amin tidak pernah muncul di media atau muncul dengan pengumuman tertentu.
Kendati demikian, hal itulah yang kemudian menjadi latar belakang terjadinya trending dengan tagar ‘Wapres Boneka’ pada hari kemarin hingga hari ini.
Baca Juga :
Dalam trending tersebut, kebanyakan netizen soroti adalah pernyataan Wapres Ma’ruf yang menyatakan bahwa pesawat dari Hong Kong dan Jepang belum bisa keluar dari Wuhan untuk mengevakuasi warga mereka yang tinggal di sana demi terhindar dari virus Corona.
Padahal diketahui bahwa pesawat dari Jepang, Hong Kong, maupun negara yang lainnya sudah mendarat dengan aman di negara mereka masing-masing.
Pernyataan itulah yang dikemukakan oleh Ma’ruf Amin saat dimintai pendapat tentang langkah Indonesia untuk mengevakuasi warga yang berada di Wuhan.
Akibatnya, berawal dari kesalahan informasi ini pun langsung membuat masyarakat ramai di media sosial khususnya Twitter.
Bahkan, ironisnya salah seorang pemilik akun Twitter membuat pengumuman berupa sayembara untuk bisa menemukan Ma’ruf.
Tak hanya itu, beberapa waktu lalu juga Ma’ruf mengetahui bahwa dirinya menjadi pokok perbincangan masyarakat karena tak pernah muncul ke permukaan untuk berkomentar persoalan negara.
Menanggapi hal itu, Ma’ruf akhirnya menyatakan bahwa jika ia menonjol seperti presiden maka matahari akan ada terlihat dua.
“Kalian tahu saya ini hanya wakil presiden, yang menonjol kan presidennya. Kalau wakil presidennya menonjol, nanti matahari terlihat kembar, ” ungkapnya.
Lebih jauh, Ma’ruf juga menyatakan bahwa sebenarnya ia banyak memimpin koordinasi penanganan berbagai isu seperti stunting, dan masalah gizi buruk.
Meski demikian, berbagai komentar warganet yang berharap Wapres Ma’ruf bisa tampil di media atau di ruang publik sebagai wakil presiden bukan sebagai boneka dengan berdiam diri. (*)
Komentar