MAKASSAR – Lembaga Hasanuddin Contact mencatat, ada sebanyak 22 persen warga di Makassar adalah perokok. Lebih dari 9,2 persen di antaranya merupakan anak-anak.
Olehnya, mereka sudah seharusnya mendapat perhatian dari pemerintah. Apalagi, Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar tengah mencanangkan program multi inovasi Makassar Recover untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19.
Yang sebagaimana menurut Direktur Hasanuddin Contact, Prof Alimin Maidin, perokok-lah yang sangat rentan tertular mau pun menularkan virus covid-19.
“Persentase perokok di Makassar mencapai 22 persen dari jumlah penduduk, 9,2 persen adalah anak-anak. Mereka (anak-anak) sebagian karena melihat iklan,” sebutnya dalam rapat koordinasi lintas sektor bersama jajaran Pemkot Makassar di Balai Kota, Selasa (30/03/2021).
Rapat koordinasi ini memang membahas penguatan komitmen pemangku kebijakan untuk penanggulangan covid-19. Serta pengoptimalan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dalam mendukung program Makassar Recover.
Contact sendiri diketahui adalah lembaga pusat pengendalian tembakau. Yakni Center For Tobbaco Control and NCD-Non Communicable Disease Prevention.
“(Jadi) perlu adanya komitmen bersama untuk meningkatkan kepatuhan KTR. Khususnya di beberapa kawasan. Seperti fasilitas kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, serta tempat umum lainnya,” tandas Prof Alimin.
Bagi Prof Alimin, komitmen terhadap kepatuhan KTR ini perlu mendapat dukungan dari keterlibatan berbagai stakeholder lainnya. Tidak hanya pemerintah saja.
Sekretaris Kota (Sekkot) Makassar, Muh Ansar saat memimpin rapat koordinasi juga bilang, jika perokok sangat berisiko terhadap dampak penyebaran covid-19.
“Program Makassar Recover dapat diselaraskan dengan implementasi peraturan kawasan tanpa rokok dan menjadikan momentum Makassar sebagai kota sehat dan layak anak,” tutur dalam keterangan resminya. (*)