MAKASSAR – Gebrakan Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto terkait transaksi keuangan non tunai melalui kartu pintar (smart card) bakal jadi percontohan Bank Indonesia. Terutama dalam penerapan program elektronifikasi transaksi keuangan bagi masyarakat dan pemerintah di Indonesia.
“Kami sangat mengapreaiasi inovasi Wali Kota Makassar yang telah selangkah lebih maju mendahului kami untuk penerapan elektronifikasi transaksi keuangan di Makassar,” kata Pimpinan Bank Indonesia Perwakilan Sulsel Mokhammad Dadi Aryadi.
Pernyataan ini ia sampaikan pada penandatanganan MoU program elektronifikasi sistem pembayaran yang digagas Pemerintah Kota Makassar dan Bank Indonesia, di Baruga Mangkasarak, Lantai 4 kantor perwakilan BI, Selasa (30/6/2015).
Dadi mengatakan, pihak BI sendiri juga akan membagun MoU yang sama di berbagai kota di Indonesia tetapi dikarenakan Makassar lebih siap dari segi infrastruktur terutama dengan adanya smart card maka gerakan non tunai BI ini akan diawali dari Makassar dan akan dijadikan percontohan di kota-kota lainnya.
Manfaat dari program ini kata Dadi yakni pemerintah bisa lebih meningkatkan kontribusi, transparansi dan akuntabilitas keuangan daerah yang dimiliki.
Saat ini program yang sama juga tengah dicanangkan di beberapa profinsi yakni Jawa Barat, Kalimantan Tengah dan Sulawesi Tengah. Dadi menjelaskan bahwa dari hasil maping yang dilakukan semua transaksi tunai berpeluang menjadi non tunai.
Sementara itu, Danny sapaan akrab wali kota Makassar mengaku lebih confident (percaya diri) dengan adanya MoU tersebut guna pengembangan transaksi non tunai masyarakat Makassar.
“Kita semakin percaya diri untuk pengembangan pembayaran caseless karena apa yang dicita-citakan kini sudah memiliki payung hukum. Tinggal kita harapkan bimbingan dan sosialisasi yang kuat di masyarakat,” sebut Danny. (azho)