MAKASSAR — Sampah merupakan masalah lingkungan yang klasik dihadapi oleh pemerintah daerah. Terutama di daerah perkotaan yang tingkat intensitas buangan sampahnya sangat tinggi.
Sebagai komitmen dalam penanganan sampah tersebut, Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas melalui APIC Smart Environment Society menggelar Forum Group Discussion (FGD) terkait Indikator Pengelolaan Sampah dalam Indeks Kota Cerdas.
Menurut Maria Dian Nurani selaku Ketua APIC Smart Environment Society, Aplikasi berbasis IT kini mulai banyak digunakan untuk pengumpulan sampah anorganik dari masyakarat.
Baca Juga :
”Informasi realtime dari aplikasi ini akan sangat membantu Pemda dalam penyusunan rencana strategis dan kebijakan pengelolaan sampah di wilayahnya,” ujarnya.
Ranking Kota Cerdas Indonesia (RKCI) yang diinisiasi oleh Institut Teknologi Bandung dan didukung oleh APEKSI belum memasukkan isu pengelolaan sampah dan penggunaan aplikasi semacam ini dalam indikatornya.
“Bagaimana peluang penerapannya dalam RKCI dan potensinya untuk mendorong Pemda, masyarakat, bank sampah dan industri daur ulang dalam mendorong perwujudan Smart City, akan dibahas dalam diskusi ini,” ujar Maria yang juga bertindak sebagai moderator dalam diskusi tersebut.
Hadir sebagai narasumber adalah:
1. Dr. Bima Arya Sugiarto, S.Hum, M.A. – Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI)
2. Hendra Sandhi Firmansyah – Researcher Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas (PIKKC) ITB
3. Saharuddin Ridwan – Ketua Asosiasi Bank Sampah Indonesia (ASOBSI)
4. Febriadi Pratama – CEO Gringgo
5. Ratih Anggraeni – Head of Climate and Water Stewardship Danone Indonesia
6. Hana Nur Auliana – Head of Communication and Engagement Waste4Change
Sebelumnya akan ada sesi Opening yang akan disampaikan oleh Prof Suhono Harso Supangkat – Ketua Umum APIC dan Novrizal Tahar – Direktur Pengelolaan Sampah KLHK.
Rencananya kegiatan FGD ini akan dilaksanakan pada Hari Rabu (30/6/2021), pukul 13.30-16.30 WIB.(rls)
Komentar