JAKARTA – Presiden Joko Widodo memastikan Indonesia tidak akan mengimpor beras hingga memasuki Bulan April 2017. Pertimbangannya, karena masih memiliki stok yang mencukupi hingga masa 6 (enam) bulan ke depan.
Presiden mengungkapkan bahwa produksi beras meningkat drastis. Pada periode September-Oktober 2015, produksi sekitar 1.030.000 menjadi 1.980.000 ton pada Oktober 2016.
Pakar pertanian, Bustanul Arifin menyambut positif sikap pemerintah yang tidak akan mengimpor beras karena berlimpahnya stok beras. Apalagi beras merupakan komoditas utama pangan masyarakat Indonesia.
“Yang biasa masuk ke Indonesia adalah beras premium seperti ketan. Permintaan itu besar. Itu diperbolehkan untuk impor atau beras berkulitas tinggi untuk restaurant Jepang, diperbolehkan impor. Saya menduga yang diminta oleh Presiden adalah beras medium, beras yang biasa kita konsumsi. Kalau itu terjadi, bolehlah,” kata Bustanul Arifin, Sabtu (29/10/2016).
Hanya saja pemerintah patut waspada masuknya beras asal Thailand dan Vietnam dengan harga murah. Dia mencontohkan harga beras dengan kualitas bagus di Indonesia dijual Rp11.000/kg, sementara beras dengan harga dengan kualitas sedang Rp9 ribu/Kg.
Di Thailand, harga beras berkualitas tinggi, dijual dengan harga Rp6.000-Rp 7.000/kg.
“Ini jadi tantangan bagi pemerintah mulai bea cukai, Kementerian Perdagangan karena harga di sana (Thailand) lebih murah. Mereka dagang di Indonesia untung besar,” tuturnya. (*)