MAKASSAR – Akhirnya Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar membongkar lapak yang berada di Jalan Irian dan Diponegoro, Kamis (29/11). Pembongkaran 374 lapak yang diperuntukan oleh korban kebakaran Makassar Mall (Pasar Sentral) itu dijaga ketat oleh pihak kepolisian, TNI, Satpol PP.
Meski berlangsung aman, pembongkaran yang berlangsung pukul 15. 00 Wita sore kemarin tetap menuai protes dari beberapa pedagang yang mengaku setiap harinya menggantungkan nasibnya berjualan di situ.
“Disiniji tempatku cari rejeki, jadi kalo di bongkarmi mau makan apa keluargaku,” keluh Jumrianan salah satu pedagang pengguna lapak, di Jalan Irian kemarin.
Pedagang yang mengaku kesehariannya berjualan pakaian itu, mengungkapkan lapak yang ditempatinya eks kebakaran Pasar Senteral 2011 silam itu dibeli bahkan dengan melakukan transaksi. “Saya beli Rp 10 juta sama seseorang, tapi kenapa tetap di bongkar,” ugkapnya.
Sementara pedagang lainnya, H Andi Halimah hanya bisa mengumpulkan materi lapak yang di bongkar kemarin. Ia mengatakan lapak yang disediakan Pemkot tidak savety sehingga harus menambah uang untuk memperbaiki lapaknya agar tidak mudah di congkel orang.
Bahkan pengakuannya lapak yang di gunakannya itu juga di belinya.
“Sekitar Rp 15 juta kerugianku, karena saya beli ini lods dan membiayai perbaikannya supaya lebih aman,” bebernya.
Terkait pembongkaran kemarin, ia juga mengeluhkan lantaran kenapa hanya di Jalan Irian dan Diponegoro yang di bongkar sedangkan lapak yang di Jalan Cokroaminoto dan di dalam senteral tidak di bongkar.
“Padahal itu yang membuat pembeli berkurang datang ke sini (Jalan Irian), karena terfokus kesana,” tuturnya.
Sementara Direktur Operasional, PD Pasar Makassar Raya, Rusman yang berada dilokasi kemarin mengatakan pembongkaran tersebut sesuai dengan instruksi dari Pemkot.
“Terpaksa di bongkar karena banyak lost tidak digunakan sehingga mubazir, apalagi kalau kita lihat menggangu pengguna jalan yang kerap membuat macet,” ujarnya.
Terkait soal solusi tempat selanjutnya pedagang yang dibongkar lods, ia hanya merekomendasikan kesejumlah pasar di Makassar.
“Masih ada kosong di Pasar Pa’ Baeng-baeng, Pasar Daya, Pasar Butung, silahkan disana saja cari. karena kami sudah sediakan tapi tidak di manfaatkan dengan baik,” katanya.
Sementara Asosiasi Pedagang Makassar Mall (APMM) yang dikonfirmasi melalui telepon selulernya kemarin menyayangkan pembongkaran tersebut. Menurutnya, pihak Pemkot seharusnya mensosialisasikan terlebih dahulu kala akan di bongkar.
“Sebelum dibongkar, seharusnya kami diberi waktu satu minggu untuk menanyakan langsung kepada pedagang. Kenapa lapaknya tak ditempati. Tapi kalo tetap tak ditempati, yah silahkan bongkar,” terangnya.
Sebelumnya Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin menyatakan pembongkaran lapak tersebut dilakukan karena, ratusan lapak tersebut tidak dimanfaatkan oleh pedagang, sehingga hanya menjadi penghalang bagi pengendara jalan.
“Karena tidak ditempati pedagang, lebih baik kita bongkar saja, padahal kita sudah siapkan untuk pedagang yang mubazir,” tandas Ilham.
Bahkan saat ditanya mengenai ganti rugi lods pedagang, Walikota Makassar dua periode tersebut menegaskan, Pemkot Makassar tidak akan memberikan ganti rugi.
“Kami tidak pernah memperjual-belikan lapak. Dulu kami persiapkan lapak-lapak tersebut untuk para pedagang secara gratis, sehingga para pedagang eks Makassar Mall tetap bisa berjualan,†kata Ilham.
Seperti diketahui sebelumya, pasca kebakaran Makassar Mall pada 28 Juni 2011 silam Pemkot Makassar langsung berinisiatif menyiapkan tempat sementara bagi para pedagang korban kebakaran Makassar Mall untuk tetap berjualan.
Terpisah, Direktur Utama PD Pasar Makassar Raya, Hakim Syahrani mengatakan pihaknya tinggal menunggu petunjuk dari wali kota soal rencana pembongkaran. “Kalau Pak Wali sudah perintahkan ya kita lakukan pembongkaran,” ujar Dirut PD Pasar, Hakim Syahrani.
Hakim mengakui jika lapak yang sudah dibangun hampir setahun lalu tersebut, tidak efektif dan tidak ditempati oleh pedagang. (RS)
Komentar