JAKARTA – Sri Mulyani telah dua kali menjabat sebagai Menteri Keuangan. Pengalaman dalam menyusun APBN pun telah ia rasakan berulang kali.
Salah satunya adalah pada tahun ini. Bersama DPR RI, dalam APBN 2017 telah disepakati bahwa pendapatan negara adalah sebesar Rp1.750 triliun dan belanja negara sebesar Rp2.080,45 triliun.
Mengenai penetapan target APBN, khususnya anggaran belanja, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa hal ini adalah sesuatu yang cukup lucu. Pada satu sisi, pemerintah harus menetapkan anggaran belanja yang pasti akan digunakan. Namun pada sisi lain pemerintah harus menetapkan penerimaan yang tak pasti akan diperoleh.
Baca Juga :
“APBN itu lucu. Penerimaan itu proyeksi, tapi belanja itu fix kan dua-duanya harus ada di UU,” kata Sri Mulyani di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (30/11/2016).
Namun, APBN adalah instrumen yang sangat penting bagi kestabilan ekonomi negara. Pasalnya, keseimbangan APBN adalah salah satu penilaian dari investor sebelum berinvestasi di Indonesia.
Sri Mulyani pun memberikan apresiasi kepada seluruh jajaran Kementerian Keuangan yang telah susah payah menyusun APBN. Menurutnya, integritas ini tetap perlu dijaga agar masyarakat dapat merasakan dampak positif bagi kinerja internal Kementerian Keuangan.
“Saya apresiasi. Saya kayakan buttom line-nya adalah integritas dan ini harus ditingkatkan,” tutupnya.
Sri Mulyani merupakan wanita pertama Indonesia yang pernah menjabat sebagai Managing Director World Bank atau Bank Dunia. Semasa bertugas di Bank Dunia, Sri Mulyani ternyata tetap memberikan masukan kepada Indonesia terkait pengelolaan ekonomi. (*)
Komentar