Kabar yang menghebohkan baru-baru ini terkait atlet pesenam Indonesia putri, Shalfa Avrila Siani yang gagal ke SEA Games 2019 lantaran dikabarkan tidak perawan.
Terkait hal itu, Ketua Harian KONI Jawa Timur, M. Nabil, merespons gaduh pesenam tersebut. Dia bersikukuh pencoretan itu disebabkan oleh prestasi semata.
Shalfa, 17 tahun, dipulangkan pada pertengahan November 2019 atau setelah empat bulan di pelatnas senam artistik. Dia menggantikan pemilik medali perunggu SEA Games 2017 Kuala Lumpur, Tazsa Miranda, yang harus menjalani operasi.
Pelatnas senam artistik itu digeber di Gresik, Jawa Timur dan ditangani satu pelatih kepala dan dua asisten pelatih. Mereka berlatih bersama-sama pesenam puslatda Jatim. Shalfa sekaligus merupakan anggota puslatda Jatim, selain pelatnas.
“Dalam perjalanannya, atlet ini melakukan tindakan indisipliner selama di pelatnas. Beberapa kali terlambat latihan dengan alasan kurang sehat, setelah ditelusuri ternyata pulang malam, pulang pagi,” kata Nabil kepada wartawan, dikutip dari Detik.com Sabtu (30/11).
“Dari sisi penampilan, selama empat bulan itu tidak ada perkembangan. Dia dianggap tidak memenuhi standar yang diinginkan kemudian dilakukan degradasi,” dia menambahkan.
“Intinya, dia dikeluarkan bukan karena status keperawanan itu, tapi utamanya menyangkut prestasi,” dia menegaskan.
SEA Games 2019 kickoff pada 30 November di Manila. Senam memperebutkan 19 medali emas dengan 12 di antaranya dari artistik. (*)