MAKASSAR – Banyaknya kasus-kasus yang mandek membuktikan kinerja kepolisian di Sulsel sangat buruk. Seharusnya kasus-kasus besar segera mendapat titik terang dan terselesaikan, bukan malah tenggelam begitu saja.
Hal itu membuktikan jika Kapolda Sulsel Irjen Pol Mudji Waluyo gagal dalam menjalankan tugasnya sebagai pimpinan tertinggi di Polda Sulsel. “Harusnya kapolda sebagai pimpinan memberikan penekanan dalam penuntasan kasus-kasus besar. Bukan malah lebih kepada pencitraan dan MOU semata,” ujar Sekretaris Komisi Nasional Pengawasan Aparatur Negara Republik Indonesia (Komnas Waspan RI) Nasution Jarre.
Menurutnya, banyak kasus yang memang seolah tidak ada titik terangnya. Termasuk hanya berjalan di tempat tanpa ada indikasi dapat diselesaikan oleh kepolisian.
Sebut saja, kasus pengrusakan Makam Pahlawan Nasional Sultan Hasanuddin di Kabupaten Gowa belum terungkap, Kasus pembakaran rumah warga di Jl Metro Tanjung Bunga Belum Terungkap, PT GMTD hingga kini belum diperiksa. Padahal PT GMTD mengakui telah menyuruh ratusan preman menyerang warga.
Bahkan, tiga kasus bom yang yang terjadi di Makassar yakni, Bom ATM Mandiri di Pertigaan Jl Kakatua-Jl Cendrawasih, Bom Pipa Gubernur Sulsel, Bom ATM BRI depan markas Polda Sulselbar Jl Perintis Kemerdekaan juga belum terungkap.
Selain itu juga, yang mencolok lagi, banyaknya anggota kepolisian terlibat dalam jaringan narkoba. Hanya saja, tidak ada tindakan tegas diberikan kepada tersangka. Bahkan, penyidik kepolisian yang menangani kasus narkoba terindikasi terima suap dengan melepaskan tersangka atau meringankan hukuman.
Seperti kasus dua tersangka narkoba jaringan Malaysia 1,7 Kg yang dilepas, tersangka narkoba diperas penyidik Satuan Narkoba Polrestabes Makassar, penangkapan Bupati Luwu, Syukur Bijak saat berada dipesta narkoba dilepas polisi, anak Bupati Polman ditangkap membawa narkoba di atas mobilnya juga dilepas.
“Kita tidak bisa menutup mata dengan banyaknya kasus yang tidak terselesaikan itu. Ini menandakan kepolisian gagal di tahun ini dalam penuntasan kasus besar,” ungkap Nasution.
Hal yang sama diungkapkan Wakil Ketua lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) Sulsel, Andi Baso Tenri Gowa. Ia menganggap Polda Sulsel mendapat rapor merah di tahun 2012. Meski ada pula keberhasilan, namun lebih banyak kegagalan dalam menuntaskan kasus.
“Banyak kasus jalan di tempat. Padahal, kasus-kasus itu harus menjadi prioritas,” tandasnya. (tim)
Komentar