TORAJA – Menteri Parekraf Resmi Buka Toraja International FestMenteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Maria Elka Pangestu yang didampingi Wakil Menteri Parekraf, Sapta Nirwandar dan Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, membuka secara resmi Toraja International Festival (TIF) 2013 di Kete Kesu, Toraja, Sulawesi Selatan Indonesia, Sabtu, (28/12).
Festival yang membaur secara megalitik dan dihadiri para pejabat ini berlangsung selama tiga hari, yakni Sabtu-Minggu-Senin di dua tempat yakni di Getengan dan Kete Kesu. Berbagai pagelaran dan rangkaian acara lainnya dipersembahkan dari Toraja International Festival adalah seperti pementasan musik-musik dari berbagai negara, misalnya Kazakhstan, Amerika, Seneral,Perancis, Kanada, Afrika, Italy, Indonesia.
Selain dari Indonesia juga ada penampilan dari dalam negeri seperti dari Bali, Manado, Jawa Barat, Makassar, dan Aceh. Berbagai penampilan pemusik lokal dan dunia ini tampil di dua tempat, masing-masing di Kete Kesu dan di Perkemahan Raksasa Bukit Getengan.
Selain musik, juga ada demo pembuatan dan pamerain kain tenunan Toraja, demo pembuatan patung dan cukilan Toraja, demo pembuatan kuliner dan pameran fotografi.
Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, dalam sambutannya mengapresiasi penuh acara yang dikonsep oleh seorang budayawan Indonesia, Franky Raden. Menurut Syahrul Toraja International Festival jangan hanya digelar sekali saja, tetapi dilakukan seterusnya. Oleh karena itu kita berharap dengan Toraja International Festival seperti ini Toraja semakin dikenal oleh dunia. “Toraja memiliki panorama dan budaya yang tidak ada persamaanya di dunia ini” katanya.
“TIF digelar di toraja karena Toraja memang cocok untuk dilaksanakan karena mempunyai keindahan alam dan budaya yang luar biasa dibandingkan dengan alam dan budaya yang ada di Dunia”.
Sedangkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Maria Elka Pangestu dalam sambutannya mengatakan, Indonesia adalah negara yang begitu kaya akan kebudayaan. Olehnya itu kita perlu mempertahankan kebudayaan itu, salah satunya adalah dengan menggelar Festival.
Masih lanjut, Maria mengatakan bahwa acara TIF ini pertama kali digelar di Indonesia, semoga ke depannya dapat lakukan seterusnya dan tentunya bertujuan untuk mengangkat Toraja ke level dunia. Bahkan pihak kementerian akan menjadikan festival tersebut sebagai kalender tahunan.
“Toraja adalah warisan budaya yang ada di dunia sehingga festival Toraja ini akan digelar seterusnya agar kita bisa mengembalikan esensi kebudayaan yang ada di Toraja. (Azho)