JAKARTA – Mantan Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK), meminta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengambil tindakan terkait dugaan Pondok Pesantren yang terpapar aksi terorisme. Hal tersebut disampaikan usai menjadi pembicara dalam Rakernas Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin, (31/01/2022).
“Kalau ada bukti, silahkan (BNPT) ambil tindakan. Jangan hanya mengeluarkan isu lalu semuanya pondok pesantren merasa dicurigai,” ujar JK
Untuk membuktikan dugaan tersebut, BNPT bisa saja memanggil satu persatu pondok pesantren yang dicurigai. “Yang mana itu. Kan bisa dipanggil satu persatu,” tambah JK.
Baca Juga :
- Ingatkan Ancaman Bencana Kemanusiaan Akibat Perubahan iklim, Jusuf Kalla: Tanam Minimal Satu Juta Pohon Satu Tahun
- Sarankan Televisi Tetap Tayangkan Adzan Bersamaan dengan Perayaan Misa, Jusuf Kalla: Itulah Toleransi yang Paling Indah
- Merdeka Belajar Dikritik, Jusuf Kalla: Pendidikan Indonesia Butuh Pembenahan Serius
Lalu apakah data tersebut perlu dibuka, bagi JK, itu adalah hal yang bisa dilakukan. Pasalnya jika diumumkan begitu saja maka justru akan menimbulkan keresahan.
“Jadi orangnya bisa dipanggil. Daripada diumumkan begitu saja tanpa jelas kan pondok pesantren menjadi resah,” ujarnya lagi.
“Tapi harus yakin dan ada buktinya,” imbuh Ketua DMI tersebut.
Sementara itu, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI, Selasa (25/1/22), lalu, Ketua BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar menyebutkan soal 198 pesantren yang dicap terafiliasi jaringan terorisme.
Bahkan Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid, Minggu (30/1/) kemarin, ikut menjelaskan soal pernyataan Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar itu. (*)
Komentar