SUMATERA – Diperlukan komitmen melindungi spesies harimau Sumatera. Pasalnya, 30 tahun yang lalu kita kehilangan harimau Jawa (Panthera tigris sondaica), setelah jauh sebelumnya harimau Bali (Panthera tigris balica) lebih dahulu punah.
Kini, hanya tersisa satu subspesies yaitu harimau Sumatera atau Panthera tigris sumatrae. Kajian kesintasan populasi pada bentang alam yang ada di Sumatera dengan kondisi saat ini memperlihatkan harimau Sumatera yang tersisa hanya 600-an ekor, meningkat dari perhitungan populasi pada tahun 2007 sejumlah 400-an individu. Sebuah kondisi yang banyak diharapkan oleh para pejuang konservasi dan pemerintah Indonesia.
“Harimau Sumatera merupakan salah satu biodiversitas yang kita miliki dan banggakan. Harimau adalah simbol kelestarian ekosistem. Keberadaannya hanya dimungkinkan jika hutan dan lingkungan sebagai habitatnya terjaga,” ungkap Direktur Jenderal KSDAE, Wiratno dalam siaran pers Perayaan Global Tiger Day 2017.
Ketua Forum HarimauKita (FHK), Munawar Kholis menuturkan bahwa nilai peningkatan ini masih dalam tahap analisis untuk memastikan berbagai variabel yang mempengaruhinya. Meski ada indikasi peningkatan, kami tidak akan lengah karena berbagai faktor yang mengancam kepunahan masih terus terjadi.
Global Tiger Day merupakan upaya kampanye pelestarian harimau sedunia sejak tahun 2011. Forum HarimauKita bersama pemerintah, TigerHeart-jaringan relawan HarimauKita, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat penggiat konservasi, publik figur dan masyarakat umum merayakan Global Tiger Day(GTD) secara rutin di Indonesia.
Global Tiger Day atau Hari Harimau Sedunia dideklarasikan pada Pertemuan International Tiger Forum di Saint Petersburg, Rusia tahun 2010 dan diperingati setiap tanggal 29 Juli. Global Tiger Day yang diadakan setiap tahun diharapkan mampu menarik minat masyarakat untuk turut terlibat sebagai volunteer maupun sekedar berpartisipasi.
GTD kali ini menjangkau ribuan orang dari ujung Pulau Sumatera hingga Pulau Jawa. Lebih dari sepuluh kota yakni Banda Aceh, Medan, Padang, Bengkulu, Pekanbaru, Palembang, Jambi, Sungai Penuh, Bukti Tigapuluh, Kampar, Bandar Lampung, Purwokerto, dan Jakarta bergabung menyelenggaran peringatan GTD dengan mengusung tema Time for Tigers (#Time4Tigers), dengan pengertian “Saatnya berkomitmen untuk pelestarian harimau Sumatera”.
Masyarakat diharapkan semakin paham tantangan konservasi saat ini, masyarakat makin kritis dan ini merupakan awal dari komitmen secara kolektif untuk melestarikan harimau sumatera dan hidup berdampingan dengan harimau.
“Bagi para pemburu harimau, ini saatnya anda hentikan perbuatan anda, sebelum kami hentikan Anda,” tegas Munawar Kholis.
Berbagai bentuk kegiatan dari peringatan Global Tiger Day diantaranya pemberian informasi secara langsung melalui talkshow di stasiun radio dan kunjungan ke sekolah serta kampus. Perlombaan video pendek harimau Sumatera, lomba caption photo, lomba essay tingkat SMA se-Sumatera. (*)
Komentar