PINRANG – Kenaikan harga bahan pokok dalam beberapa hari terakhir jelang Hari Raya Idul Adha membuat resah warga Pinrang. Pasalnya, besaran kenaikannya dianggap sudah over sehingga dampaknya juga sangat dirasakan masyarakat, khususnya dari kalangan ekonomi menengah kebawah.
“Kemarin, harga ayam potong sudah menembus Rp50 ribu per ekor, hari ini malah naik lagu menjadi Ro65 ribu. Mungkin Pemerintah menilai orang miskin seperti kami ini sudah tidak layak lagi ikut merayakan hari raya. Buktinya, tidak ada sedikit pun kepedulian mereka akan masalah bahan pokok ini,” ungkap Suriana, salah seorang warga Pinrang kepada lintasterkini.com, Kamis (31/8/2017).
Hal senada juga diutarakan Imbar, seorang warga lainnya. Menurutnya, kenaikan kali ini memang sudah mulai mencekik dan pasti membuat warga menjerit.
“Bagi para pejabat pemerintah , harga seperti sekarang bukan masalah. Tapi bagi kami, uni sudah masalah besar. Bayangkan saja pak, harga satu biji cabe besar dan tomat sudah harus kami beli dengan nilai seribu rupiah. Ini sudah diluar nalar logika,” ucapnya dengan sedih.
Dari penelusuran lintasterkini.com, selain cabe besar, tomat, kentang, ayam potong, kenaikan juga terjadi pada harga telur dan beberapa bahan pokok lainnya. Harga telur di pasar Sentral Pinrang sudah berkisar diangka Rp40 ribu hingga Rp45 ribu per rak.
Yang disayangkan, kepedulian Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang akan hal ini memang sangat kecil. Meski mengetahui adanya lonjakan harga bahan pokok ini, Dinas Peindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Pinrang selaku instansi berkompeten terkesan tidak mau ambil pusing.
“Hari ini kita akan melakukan pengecekan harga, dan kalau diperlukan kita akan melakukan Operasi Pasar (OP). Itu untuk harga daging ayam dan sapi,” singkat Kepala Disperindag Kabupaten Pinrang, Hartono Mekka dalam keterangannya kepada awak media. (*)