JAKARTA – Kabar duka datang dari dunia selebriti. Shella Selpi Lizah, seorang selebgram yang sempat viral karena kisah cintanya yang menyentuh hati, meninggal dunia pada Kamis (29/8/2024) setelah berjuang melawan kanker ovarium. Kepergian Shella disampaikan oleh suaminya, Albi, melalui Instagram Story, Jumat (30/8/2024). “Innalillahi wa innailaihi rojiun, telah berpulang ke rahmatullah istri saya tercinta Shella Selpi Lizah Binti Didin Jaenudin,” tulis Albi, menyampaikan kabar duka tersebut.
Kisah Shella Selpi Lizah yang berjuang melawan kanker ovarium mengingatkan kita pada betapa berbahayanya penyakit ini, terutama bagi wanita. Kanker ovarium sering kali disebut sebagai “silent killer” karena gejalanya yang samar dan sulit dideteksi pada tahap awal. Lalu, apa sebenarnya kanker ovarium, dan bagaimana kita bisa lebih waspada terhadapnya?
Apa Itu Kanker Ovarium?
Kanker ovarium adalah jenis kanker yang dimulai di ovarium, organ yang berperan penting dalam sistem reproduksi wanita. Ovarium bertanggung jawab untuk memproduksi sel telur dan hormon wanita, seperti estrogen dan progesteron. Kanker ovarium memiliki beberapa jenis, dengan tiga yang utama adalah:
- Karsinoma Epitelial: Jenis ini paling umum dan berkembang dari sel-sel yang melapisi permukaan luar ovarium.
- Tumor Sel Germinal: Jenis ini lebih jarang dan berkembang dari sel-sel yang memproduksi telur.
- Tumor Stromal: Jenis yang juga jarang terjadi dan berkembang dari sel-sel yang menopang struktur ovarium dan menghasilkan hormon.
Gejala kanker ovarium bisa termasuk perut kembung, nyeri di panggul, kesulitan makan, atau sering buang air kecil. Karena gejala-gejala ini cenderung ringan dan tidak spesifik, kanker ovarium sering kali baru didiagnosis pada tahap yang lebih lanjut. Hal ini membuat pengobatan menjadi lebih sulit dan prognosis pasien pun cenderung lebih buruk.
Kasus Lain yang Mengingatkan
Selain Shella Selpi Lizah, ada banyak kasus lain yang menunjukkan betapa mematikannya kanker ovarium jika tidak dideteksi dini. Salah satunya adalah kasus Angelina Jolie, yang pada tahun 2013 memutuskan untuk melakukan tindakan pencegahan dengan mengangkat kedua ovarium dan tuba fallopi setelah mengetahui bahwa ia membawa gen BRCA1 yang meningkatkan risiko terkena kanker ovarium dan payudara. Keputusan ini diambil setelah kematian ibunya akibat kanker ovarium. Langkah preventif ini dikenal sebagai upaya pencegahan radikal untuk mengurangi risiko kanker, yang menyoroti pentingnya deteksi dini dan kesadaran genetik terhadap penyakit ini.
Pentingnya Deteksi Dini
Deteksi dini kanker ovarium dapat secara signifikan meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan. Oleh karena itu, penting bagi wanita untuk mengenali gejala-gejala awal dan melakukan pemeriksaan rutin, terutama jika ada riwayat keluarga yang mengidap kanker ovarium atau payudara. Teknologi seperti ultrasonografi transvaginal dan tes darah untuk penanda tumor CA-125 bisa menjadi alat penting dalam mendeteksi kanker ini lebih awal.
Kesimpulan
Kisah Shella Selpi Lizah dan kasus lainnya mengingatkan kita akan bahaya kanker ovarium yang sering tidak terdeteksi hingga stadium lanjut. Kesadaran akan gejala dan pemeriksaan rutin adalah langkah penting dalam melawan penyakit ini. Dengan memahami dan mengenali tanda-tanda awal kanker ovarium, diharapkan semakin banyak wanita dapat terhindar dari risiko yang mematikan ini. (*)
Komentar