Logo Lintasterkini

Jelang Pilgub Sulsel Kecurangan Mulai Terjadi

Muh Syukri
Muh Syukri

Senin, 31 Desember 2012 08:47

Kertas suara yang rusak di palopo
Kertas suara yang rusak di palopo

Kertas suara yang rusak di palopo

MAKASSAR – Menjelang Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan 22 Januari 2013, sejumlah kecurangan terjadi di berbagai daerah seperti ratusan kertas suara sudah tercoblos serta dugaan “money politik“.

“Ini sudah tidak benar, aparat terkait harus tegas menindaki oknum yang tidak bertangung jawab. Kalau begini jadinya saya menuntut sebaiknya Pilgub ditunda saja,” tegas Calon Gubernur Sulsel Ilham Arief Sirajuddin di Makassar, Minggu.

Berdasarkan pantauan dan temuan tim pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahar Mudzakkar (IA) kecurangan terjadi di Kota Polopo dan Kota Pare-pare. Ratusan kertas suara sudah tercoblos pada nomor urut dua yakni Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu’mang, (Sayang).

Bahkan dugaan money politik terjadi di Desa Pitumpanua, Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo untuk mempengaruhi warga memilih nomor urut tertentu.

Hamsi Ismail, salah seorang tokoh masyarakat setempat melaporkan adanya sejumlah aparat pemerintah Kecamatan Pitumpanua membagi-bagikan uang kepada 262 kepala keluarga di empat kelurahan.

“Masing-masing Kepala Keluarga mendapat uang senilai Rp500 ribu serta beras 25 kilogram. Para pegawai pemerintah ini mendatangi rumah warga beberapa waktu lalu. Dan lucunya lagi, ini dibagikan malam hari,” ujar Hamsi saat dihubungi wartawan.

Menurut Hamsi, saat membagikan uang, para aparat pemerintah Kabupaten Wajo ini mewajibkan para penerima uang untuk mencoblos pasangan “Sayang” pada tanggal 22 januari 2013.

“Sudah dihitung total uang yang dibagikan sebesar Rp131 juta serta 400 sak beras. Katanya untuk bantuan pemerintah untuk korban banjir, padahal banjirnya enam bulan lalu, kenapa baru sekarang. Apa hubungannya dengan Pilgub, dan kenapa mesti harus mencoblos nomor dua,” ucapnya.

Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Sulsel Suprianto menyatakan, pihaknya masih mendalami dan belum mengambil kesimpulan dan keputusan apakah itu benar atau salah. Namun pihaknya tidak ingin menduga-duga.

“Laporannya sudah masuk, kita masih mendalami apakah itu benar atau salah perlu pembuktian lebih lanjut,” katanya.

Sementara anggota Lembaga Swadaya Masyarakat di Kabupaten Wajo, Lembaga Pemantau Penyelenggara Negara RI (LPPN – RI) Muhammad Nasir melayangkan protes keras terhadap indikasi praktek money politik yang dilakukan Pemkab Wajo dengan motif bantuan kemanusiaan itu.

“Sudah dipertanyakan ke Camat Pitumpanua, katanya dirinya diberi perintah dari atas. Makanya anggota kami terus menelusuri sumber dari bantuan ini. Jika memang ini menggunakan uang negara, pasti kami tuntut, karena jelas ini pelanggaran,” sebutnya. (ant)

 Komentar

 Terbaru

News08 November 2025 07:48
Apel Siaga Trantibum, Pemkot Makassar Gerakkan Sinergi Lima Kecamatan Jaga Kondusifitas Kota
MAKASSAR — Menyikapi aksi tawuran Kelompok yang terjadi di wilayah utara Kota. Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan pentingnya keamanan...
Peristiwa08 November 2025 07:40
Warga Walenrang Hilang di Pegunungan Saat Pantau Kebun, Tim SAR Lakukan Pencarian
LUWU — Seorang pria bernama Sondak (40), warga Lamasi Hulu, Kecamatan Walenrang Barat, Kabupaten Luwu, dilaporkan hilang saat hendak memantau kebunn...
News07 November 2025 23:14
Inspirasi dari Film Solata, Frederik Kalalembang Ingatkan Pentingnya Akses Pendidikan dan Internet di Toraja
JAKARTA — Di tengah derasnya arus hiburan modern, sebuah film sederhana berjudul “Solata” muncul membawa pesan yang menyentuh, yakni tentang pen...
News07 November 2025 21:10
Tinjau Jalan Utama Ke Batulappa Yang Rusak Parah, Bupati Pinrang Janji Segera Hadirkan Jalur Alternatif Lome – Tapporang
PINRANG — Pemerintah Kabupaten Pinrang terus menunjukkan komitmennya dalam memastikan akses transportasi masyarakat tetap lancar sebagai penunja...