Logo Lintasterkini

Ada Potensi Tsunami Setinggi 57 Meter di Pandeglang

Abdul Gaffar Mattola
Abdul Gaffar Mattola

Jumat, 06 April 2018 09:29

Ilustrasi.
Ilustrasi.

JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa isu tsunami yang akan terjadi di Pandeglang, Provinsi Banten, setinggi 57 meter bukan prediksi. Tetapi, itu hanya merupakan hasil pemodelan penelitian.

“Modeling masih harus diuji lebih lanjut dengan model lain dan harus diverifikasi dengan data yang valid, jadi belum dapat dijadikan acuan untuk mengambil langkah mitigasi,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati melalui video konferensi di Jakarta, Kamis (5/4/2018).

Kepala BMKG didampingi Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhamad Sadly yang berada di Jayapura, Provinsi Papua, mengatakan modeling berbeda dengan prediksi yang berdasarkan data serta fakta. Maka hasil model itu, belum bisa menjadi acuan BMKG untuk mengambil langkah-langkah seperti mengeluarkan peringatan dini.

Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhamad Sadly, mengatakan terkait isu tsunami di Pandeglang itu masih merupakan hasil modeling, dan bukan prediksi. Menurut dia, model ada banyak yang bisa digunakan, dengan memasukkan berbagai parameter bisa muncul puluhan prediksi.

“Para peneliti mengeluarkan model dari teori dan penelitian tahap awal. Jadi penelitian hanya untuk memberikan edukasi, bukan menakuti-nakuti masyarakat serta membangun kepedulian dan kesadaran masyarakat bahwa negara kita memang rawan bencana,” tambah Muhamad Sadly.

Sebelumnya Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto dengan tegas mengatakan bahwa isu potensi tsunami di Pulau Jawa bagian barat adalah sebuah kajian pemodelan secara ilmiah.

“Datangnya bisa saja masih lama, bisa saja juga tidak terjadi. Masyarakat tidak perlu galau dengan pemberitaan yang tidak lengkap atau sensasional,” katanya.

Potensi tsunami di Jawa bagian barat yang dimaksud adalah hasil kajian akademis awal dari simulasi model komputer, menggunakan sumber tsunami dari gempa bumi di tiga titik potensi gempa bumi “megathrust”, Enggano, Selat Sunda, dan Jawa Barat bagian selatan. Skenario terburuknya itu (total ada enam skenario), jika gempa terjadi secara bersamaan di tiga titik potensi gempa, dan dengan skala tertinggi, 9 skala Richter (SR).

“Skenario ini apabila dibuat simulasi permodelan, akan menimbulkan tsunami yang dahsyat. Tapi perlu ditekankan bahwa ini adalah pemodelan yang ditujukan untuk mencari solusi langkah mitigasi andai bencana terjadi,” kata Unggul.

Hasil simulasi model komputer dari skenario terburuk ini mengindikasikan ketinggian tsunami di wilayah Pantai Utara Jawa bagian Barat maksimum mencapai ketinggian hingga 25 meter (m) dan di wilayah pantai barat-selatan maksimum hingga 50 m. (*/B)

 

Penulis : Slamet

 Komentar

 Terbaru

News09 Juli 2025 12:51
Polda Sulsel Gelar Operasi Patuh 2025, Fokus Edukasi dan Tindak Pelanggaran Lalu Lintas Serius
MAKASSAR – Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan menyatakan kesiapan penuh dalam melaksanakan Operasi Mandiri Kewilayahan Patuh 2025 yang akan ...
News09 Juli 2025 07:47
Perumda Parkir Makassar Lakukan Sidak Parkiran Mal Ratu Indah yang Berdiri di Atas Saluran Drainase
MAKASSAR — Perumda Parkir Makassar melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap area parkir Mal Ratu Indah (MARI) yang diketahui berdiri di atas sal...
News08 Juli 2025 22:51
Wabup Sudirman Bungi Lakukan Dialog Dengan Pengurus PWI Pinrang
PINRANG — Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Pinrang berkesempatan melakukan dialog bersama Wakil Bupati (Wabup) Pinrang, Sudirman Bun...
Hukum & Kriminal08 Juli 2025 22:32
Polres Pinrang Gagalkan Penyelundupan Narkoba Ke Morowali, 1,8 Kg Sabu Diamankan
PINRANG — Seorang terduga pelaku Narkoba berinisial SP asal Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) berhasil diringkus tim Satuan Resna...