MAKASSAR – Kepala Kepolisian Polda Sulawesi Selatan, Irjen Pol Merdysam didampingi Analis Utama Intelijen Densus 88 Anti teror Polri, Brigjen Pol Ibnu Suhendra mengelar Press Reales perihal penangkapan 20 terduga teroris di Wilayah Sulawesi Selatan, di Aula Mappaodang Polda Sulsel, Kamis (7/01/2020) sekira pukul 13:15 wita.
Berdasarkan informasi yang dihimpun sesuai pantauan Lintasterkini.com, puluhan unit barang bukti digelar dalam konferensi pers pengungkapan terduga teroris, jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Dalam pantauan kami, sejumlah barang bukti yang berhasil diamankan diantara lain yakni, Puluhan parang dan samurai, sangkur, bisball, buku Kholifah Abu Bakar Albagdadi dan Kitab Tauhid.
Dalam serangkaian penangkapan tersebut, Densus 88 Anti teror Polri ini juga berhasil mengamankan senapan angin pompa jenis PCP sebanyak enam pucuk, puluhan handphone, korek api kayu, pipa paralon merah yang diduga, akan dijadikan bahan bom pipa, puluhan anak panah busur, ratusan kelereng dan lainnya.
Selain itu, kedua terduga teroris yang ditembak mati di Jalan Boulevard, Cluster Biru, kompleks perumahan Villa Mutiara, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Bhiringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada Rabu (6/1/2021) sekitar pukul 06.00 Wita, ternyata hendak melakukan bom bunuh diri. Keduanya adalah MR dan AS.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Analis Kebijakan Bidang Intelijen Densus 88 Anti Teror, Brigjen Pol Ibnu Suhendra saat menggelar konferensi pers di Mapolda Sulsel, Kamis (7/1/2021).
“Kita berhasil mengidentifikasi bahwa mereka hendak melakukan bom bunuh diri,” kata Ibnu saat ditanya wartawan, Kamis (7/1/2021).
“Belum, kita tidak berhasil identifikasi,” ungkapnya.
Sementara itu, Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdisyam mengatakan bahwa menjelaskan bahwa para terduga pelaku teroris yang ditangkap di kompleks perumahan Villa Mutiara rutin melakukan latihan menembak sejak bulan Oktober 2020.
“Sejak bulan Oktober, kelompok Villa Mutiara secara rutin melakukan latihan menembak dan naik gunung atau idad,” jelas Merdisyam.
Merdisyam juga menyebutkan bahwa kedua terduga teroris yang ditembak mati ini memiliki hubungan keluarga dengan pelaku bom bunuh diri di Gereja Katolik yang berada di Jolo Filipina pada Janurai 2019 silam.
“MR ini saudara kandung dengan pelaku bom bunuh diri di Filipina,” ucapnya.
Sebelumya Densus 88 Antiteror telah melakukan operasi penangkapan 20 terduga teroris di Sulawesi Selatan.
Selain itu, diketahui para terduga teroris ini ditangkap di tiga lokasi berbeda yakni, Kabupaten Gowa, Kota Makassar dan Kabupaten Enrekang.
Saat penangkapan terduga teroris di Kota Makassar, Densus 88 Antiteror mendapat perlawanan, sehingga dua terduga teroris yakni MR dan AS terpaksa ditembak mati. Sementara seorang terduga teroris lainnya berinisial IW hingga kini masih dirawat akibat luka tembak.(*)
Komentar