JAKARTA – Rumor jutaan tenaga kerja asing menyerbu Tenaga Kerja Asing (TKA), khususnya dari Tiongkok, ke Indonesia diklarifikasi oleh Kepala Kantor Staf Presidenan (KSP), Moeldoko. Menurutnya, kalaupun ada TKA yang bekerja di berbagai sektor industri di Morowali, mereka merupakan tenaga kerja legal dengan jumlah minoritas bila dibandingkan serapan tenaga kerja lokal di kawasan itu.
Hal itu ditegaskannya dalam rapat koordinasi membahas penanganan TKA di Kantor Staf Presiden Bina Graha, Selasa, (7/8/2018). Rapat ini diikuti Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, Kepala BKPM Thomas Lembong, Deputi Bidang Infrastruktur Kemenko Maritim Ridwan Djamaluddin, Dirjen Perhubungan Laut Kemhub Agus Purnomo dan Dirut PT Pelindo IV Doso Agung.
Dalam kesempatan ini, peserta rapat terhubung langsung melalui video conference dengan CEO PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Alexander Barus serta para jurnalis media nasional yang tengah berada di kawasan industri di Sulawesi Tengah itu. Juga tersambung dalam rapat ini, Dirjen Imigrasi Ronny Sompie melalui konferensi video dari Kuala Lumpur, Malaysia.
Baca Juga :
“Hantaman isu tenaga kerja asing ini seperti gelombang yang tak pernah selesai. Untuk itu, sore ini kita hadirkan semua sektor terkait ketenagakerjaan. Juga ada teman-teman wartawan di lokasi, agar bisa menjelaskan langsung apa yang sebenarnya terjadi,” kata Moeldoko.
Ia mempersilakan para jurnalis memaparkan fakta-fakta yang ditemui di lapangan. Secara bergantian David Eko dari Bisnis Indonesia, Kartika Anggraeni dari Tempo dan Reza Praditya jurnalis TVOne mengungkapkan temuan mereka.
“Memang disini kami jumpai TKA, tapi jumlahnya tak sebanyak yang jadi rumor selama ini. Mereka pun tak melakukan pekerjaan kasar, tapi merupakan pengawas atau supervisor,” kata David.
Menurut jurnalis ini, kalaupun ada pekerjaan teknis yang dilakukan TKA, lebih karena mereka berhadapan dengan peralatan yang memerlukan skill khusus. Misalnya ada alat transportasi yang kemudinya ada di sebelah kiri ataupun alat-alat berat lain.
Kepala Staf Kepresidenan menyatakan menerima masukan yang diterima langsung dari Morowali, terutama terkait koordinasi dengan Pemerintah Daerah. Moeldoko menjelaskan, agar bagaimana tata ruang membangun kota baru, harus didesain sejak awal. Ia mencontohkan kondisi di Sorowako, yang dikenal sebagai kota penghasil nikel di Sulawesi Selatan.
“Nanti akan saya sampaikan kepada Presiden,” kata Panglima TNI 2013-2015 tersebut.
Pengembangan kawasan Morowali mulanya merupakan tambang nikel seluas 47 ribu hektar yang dikembangkan oleh PT Sulawesi Mining Investment (SMI). Sekarang, sudah ada 16 perusahaan yang ada di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) ini. (*)
Komentar