MAKASSAR – Saat ini, konsumsi gula masyarakat Indonesia masih terbilang cukup tinggi. Pasalnya, saat ini terdapat 29,7% masyarakat Indonesia mengonsumsi gula harian melebihi batas rekomendasi WHO, yaitu maksimal 50 gram per hari untuk dewasa dan 30 gram per hari untuk anak.
Hal ini salah satunya disebabkan oleh rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai gula tersembunyi yang terkandung dalam hampir seluruh makanan dan minuman, meski yang tidak bercita rasa manis sekalipun. Keberadaan gula tersembunyi ini harus diwaspadai dan disikapi dengan bijak karena berisiko menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kesehatan gigi dan mulut.
Adisty Nilasari selaku Media Relations Manager PT Unilever Indonesia, Tbk melalui rilisnya, Selasa, (9/10/2018) mengatakan, memahami permasalahan tersebut, Pepsodent bekerjasama dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) kembali menggelar agenda tahunan Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN).
Tahun ini, BKGN mengambil tema “Lindungi Kesehatan Gigi Keluarga dari Risiko Gula Tersembunyi”. Dikatakannya, tahun ini BKGN 2018 diadakan kembali mulai 18 September hingga 8 Desember mendatang di berbagai belahan Indonesia.
Dalam rangkaian kegiatan ini, pada tanggal 11-13 Oktober 2018, masyarakat Makassar dan sekitarnya akan kembali berkesempatan untuk mendapatkan pelayanan pemeriksaan dan perawatan gigi gratis melalui BKGN. Sesuai dengan temanya, BKGN 2018 juga akan memberikan berbagai edukasi menarik mengenai pentingnya melindungi kesehatan gigi seluruh anggota keluarga dari risiko yang ditimbulkan oleh gula tersembunyi.
Peresmian BKGN 2018 Makassar akan dihadiri oleh dr. Bachtiar Baso selaku Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA sebagai Rektor Universitas Hassanudin. Turut hadir dr. drg. Bahruddin Thalib, M. Kes, Sp. Pros, yang menjabat Dekan FKG Universitas Hassanudin, dan drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent, MDSc, yang menjabat Division Head for Health and Wellbeing and Professional Institutions Yayasan Unilever Indonesia. (*)
Komentar