MAKASSAR – Indonesia saat ini memasuki tahun politik. Pasalnya masa Pemilu 2024 sebentar lagi.
Di masa tahun politik ini, hoaks yang berupa disinformasi dan misinformasi kerap kali beredar. Hal ini tentunya perlu diwaspadai oleh kita semua.
Ketua Presidium Mafindo Septiaji Eko Nugroho sebelumnya mengungkap hoaks selalu meningkat setiap kali menjelang Pemilu Melihat Pemilu yang akan digelar pada 2024 masyarakat pun harus waspada.
Baca Juga :
Berkaca pada Pemilu 2014 dan 2019 hoaks banyak menyasar penyelenggara pemilu partai politik kandidat dan pemilih.
Pada 2019 Mafindo mencatat jenis hoaks yang terkait dengan politik porsinya mencapai 527 persen dari total hoaks yang beredar pada tahun itu Salah satu hoaks yang paling sering terjadi dalam bentuk kampanye hitam.
Mengutip dari laman Bawaslugoid Anggota Bawaslu Ratna Dewi Pettalolo mengungkapkan modus kampanye hitam black campaign yang bisa muncul dari Pidato Politik yang cenderung mengarah kepada politik identitas yang bermuara kepada politisasi SARA suku agama ras dan antargolongan.
Selain itu hoaks berbentuk kampanye hitam jika tak diantisipasi dengan cepat bisa masuk dalam isi ceramah ceramah provokatif di tempat ibadah atau acara keagamaan.
Selain beredar lewat media sosial hoaks berupa kampanye hitam saat Pemilu bahkan bisa beredar lewat spanduk yang mengandung pesan verbal berkonten SARA hingga ujaran kebencian.
Mengutip dari berbagai sumber berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengenal informasi palsu dan menangkal Hoaks Jelang Pemilu.
Pertama bisa dengan mencermati reputasi media penyampai berita seiring kemajuan zaman banyak bermunculan laman berita baru Pastikan media tersebut telah terverifikasi oleh Dewan Pers dengan cara mengecek situs resmi dewan pers.
Informasi hoaks yang bermuatan kampanye hitam biasanya merujuk ke artikel yang diterbitkan oleh media Cek selalu sumber aslinya.
Kedua jika informasi itu menyebar lewat media sosial cek siapa penulisnya atau akunnya Karena saat ini sudah banyak media untuk menyebar informasi mulai dari media sosial forum online hingga blog dan website
Sebelum mempercayai mentah-mentah konten kampanye dari individu, bisa dicari latar belakang penulis. Hal itu bisa dilakukan dengan mudah melalui internet.
Cara ketiga dengan mencari tahu cerita dari versi lain. Jika informasi hoaks tersebut menyudutkan kandidat politik tertentu maka anda harus mencari klarifikasi dari orang yang disudutkan itu. Mungkin orang yang jadi korban kampanye hitam tersebut sudah memberikan jawaban lewat media terverifikasi atau lewat akun resminya.
Keempat, paling penting adalah selalu mengecek atau memverifikasi informasi tersebut dari akun akun yang resmi bukan anonim terverifikasi Dewan Pers jika penyebarnya adalah media.
Dengan kemajuan teknologi sangat mudah untuk memverifikasi sebuah informasi. Publik publik figur atau politikus sangat bisa dikontak lewat akun resminya di media sosial
Sejumlah media siber atas dukungan Mafindo, Google News Initiative hingga AMSI juga telah menyediakan kanal Cek Fakta yang bisa dikunjungi oleh masyarakat. Laman cek fakta tersebut berisi informasi informasi hoaks yang telah diperiksa oleh para jurnalis. (*)
Komentar