MAKASSAR – Beredarnya kabar dugaan pemerasan terhadap terpidana percaloan calon anggota Polri menjadi perbincangan hangat di kalangan aparat penegak hukum. Pasalnya, pemerasan diduga melibatkan oknum polisi, jaksa dan hakim.
Baca Juga :
Komisi Nasional Pengawas Aparatur Negara Republik Indonesia (Komnas Waspan RI) meminta pimpinan kepolisian di Polda Sulsel serius mengungkap kasus ini. Apalagi, kata dia, korbannya adalah anggota polisi juga.
“Yang perlu kita miris adalah, kok jeruk makan jeruk?” ujar Sekretaris Komnas Waspan RI, Nasution Jarre, Selasa (2/7/2013).
Hal ini, kata dia, membuktikan jika di institusi kepolisian juga banyak persaingan dan saling serang. Buktinya, sambungnya, anggota polisi yang terkena musibah karena kasus percaloan malah diperas juga.
“Mana lagi sikap korsp di jajaran kepolisian kalau begini. Ini harus diusut secara tuntas, siapa dalangnya dan apa sebenarnya motif pemerasan itu,” katanya.
Bukankah Kapolda Sulsel waktu itu Irjen Pol Mudji Waluyo menegaskan agar pendambingan hukum terhadap oknum polisi yang terjerat kasus percaloan dilakukan secara gratis. Tapi ternyata dibelakang ada yang bermain.
Sebelumnya diberitakan, oknum Bimbingan Hukum (Binkum) Polda Sulsel diduga melakukan pemerasan terhadap terpidana calo tes anggota Polri, AKP Bambang Samiono yang bertugas sebagai staf Personalia Polda Sulselbar. Bambang Samiono yang kini telah divonis 1 tahun 2 bulan dan mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Makassar, dikabarkan diperas hingga Rp 500 juta.
Orang yang mengaku dekat dengan Bambang menceritakan, AKBP Hidayat yang dulunya menjadi Binkum dan kini menjabat sebagai Kepala Polres Selayar, diduga meminta uang pada AKP Bambang Samiono hingga Rp 500 juta untuk mendapatkan hukuman ringan. (uki)
Komentar