MAKASSAR – Makasar sebagai kota tolak ukur tingkat inflasi daerah Sulsel secara umum, memberikan tanggung jawab untuk menjaga kestabilan harga dan ketersediaan stok bahan pokok di pasaran.
Hal ini disampaikan Walikota Makasar, Moh Ramdhan Pomanto saat membuka Rapat Koordinasi High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang diikuti Perwakilan kota Makasar, Kabupaten Pangkep dan Takalar, Kapolrestabes Ferry Abraham serta Pimpinan BI Ahmad Dani, Rabu (1/7/2015) di ruang Pola Balaikota Makasar.
Tingkat inflasi yang biasanya mencapai kulminasi pada saat bulan Ramadan hingga lebaran perlu mendapat perhatian serius. Hal ini mengingat kemampuan atau daya beli masyarakat akan mengalami penurunan bila terjadi lonjakan inflasi.
“Jaminan ketersediaan barang khususnya bahan pokok menjadi pusat perhatian kita semua. Stok sangat ditentukan oleh lalu lintas distribusi barang, ini yang kita koordinasikan dengan seluruh pihak termasuk pihak kepolisian,” ujar Danny.
Hingga saat ini, tingkat inflasi kota Makassar masih berada di angka 8,3 per Mei 2015. Sementara secara global Sulsel kisaran inflasi berada di angka 7,6 persen. Beberapa komoditi penyumbang nilai inflasi yakni ikan bandeng, cabai merah dan daging.
Pemkot Makassar berupaya menjaga kestabilan inflasi dengan berbagai cara. Menjaga ketersediaan stok barang yang berasal dari luar daerah, jumlah uang yang beredar serta operasi pasar. Ini dilakukan dengan senantiasa melakukan koordinasi dengan pihak terkait utamanya Bank Indonesia, pihak kepolisian dan kontrol di tingkat pedagang. (azho)
Komentar