MAKASSAR – Sebelumnya, Kota Makassar berstatus Orange. Namun kini hal itu terancam dikarenakan terjadi lonjakan kasus dalam sepekan terakhir. Diduga akibat libur panjang akhir bulan lalu. Jika berlanjut, bisa jadi kembali ke zona merah.
Menurut Guru Besar Fisika Teoretik FMIPA Universitas Hasanuddin, Prof. Tasrief Surungan pembatasan sosial adalah hal yang mutlak dilaukan. Pasalnya, karena belum adanya vaksin, pengendalian pandemik itu sepenuhnya bergantung pada pembatasan sosial, dari skala kecil hingga besar.
Sebagaimana dipahami, pada gelombang pertama, Pandemik ini terdeteksi masuk ke tanah air pada sekitar bulan Maret 2020. Beberapa bulan sebelumnya, yakni sekitar Desember 2019 wabah ini telah melanda Wuhan, China. Lalu beberapa negara Eropa pada bulan Januari-Mei, yang puncaknya sekitar Maret April.
Baca Juga :
“Gelombang ini mirip, bahkan datang lebih awal, sebab pada November tahun ini sejumlah negara Eropa sudah mulai melakukan pembatasan sosial skala besar lockdown). Contohnya, Inggris Perancis dan Jerman dan beberapa negara lain,” terang Prof. Tasrief Surungan kepada fajar.co.id, Rabu (2/12/2020).
Parahnya, lanjut Tasrief, rekor terbaru dalam penambahan jumlah kasus Covid-19 secara nasional dalam dua hari terakhir, masing-masing 5.000 kasus lebih pada 28 November dan 6.000 lebih pada 29 November jelas menunjukkan fenomena osilasi, bahkan aplitudonya (jumlahnya) semakin besar.
“Pertanyaannya tentu, apa yg harus dilakukan masyarakat (pemerintah)? Frase kuncinya, tidak boleh lengah dan tidak boleh bosan. Terutama juga, karena kita sedang masuk musim dingin (hujan),” jelasnya. (*)
Komentar