TAKALAR – Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar mengingatkan kepada para nelayan untuk berhati-hati dan tidak melaut sementara waktu karena kondisi cuaca yang terus-menerus hujan disertai angin kencang. Hal itu dikatakan oleh Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar Siswanto di Makassar, Jumat, 3 Februari 2017.
Dikemukakannya bahwa saat ini kondisi cuaca untuk sebagian wilayah di Sulawesi Selatan sedang terjadi hujan sedang. Bahkan, yang kemudian berpotensi terjadinya hujan lebat disertai angin kencang yang juga mempengaruhi ombak di laut.
Prakirawan kondisi cuaca yang dilakukan oleh BMKG Wilayah IV Makassar ini meliputi untuk seluruh 24 kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan, yang tengah dilanda hujan. Namun tidak semua daerah intensitas hujannya itu cukup tinggi, seperti yang terjadi di Kota Makassar, Kabupaten Takalar, Gowa, Maros, Pangkep, Barru, Pinrang, Parepare, Soppeng, Sidrap, Jeneponto, Wajo, Bulukumba, Bantaeng dan Kepulauan Selayar.
Baca Juga :
Untuk 13 kabupaten dan kota ini, tingginya intensitas hujan sudah terjadi selama sekitar sepekan. Hujan yang turun juga disertai dengan adanya petir dan angin kencang.
“Pagi hari berpotensi terjadi hujan sedang di seluruh wilayah Sulawesi Selatan. Kecuali hujan lebat disertai kilat dan angin kencang di 13 wilayah itu. Siang dan sore harinya, berpotensi terjadi hujan lebat disertai kilat dan angin kencang,” katanya.
Menurutnya, berdasarkan prediksi, gelombang tinggi akan terjadi pada daerah perairan di Sulsel. Termasuk di perairan Flores dan Selayar. BMKG memperkirakan potensi gelombang tinggi antara 2,5-4,0 meter. Gelombang tersebut diperkirakan terjadi di Selat Makassar bagian selatan, kemudian di perairan Kepulauan Sabalana, lalu perairan Kepulauan Selayar, Teluk Bone bagian Selatan, dan Laut Flores.
Peringatan BMKG Wilayah IV Makassar yang memprakirakan bahwa saat ini nelayan perlu mewaspadai cuaca buruk dan tinggi gelombang. Kondisi cuaca yang tidak bersahabat inilah yang membuat sebuah kapal tenggelam di Perairan Tanakeke, Kecamatan Mapsu, Kabupaten Takalar tenggelam.
[NEXT}
Pasca terjadinya kapal tenggelam itu, Sabtu, 4 Februari 2017, tim Gabungan Basarnas dan Personil Polres Takalar serta masyarakat telah berhasil menemukan para korban. Tenggelamnya kapal tersebut, sebanyak 26 penumpang selamat, dan 8 meninggal dunia.
Hingga Sabtu, 4 Februari 2017 dini hari di ruang jenasah RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Takalar, jenazah korban tenggelam sebanyak 7 orang. Pada pukul 02.00 Wita telah dilaksanakan identifikasi jenazah. Selanjutnya 5 jenazah telah diambil pihak keluarga masing-masing, sementara 2 jenazah lagi masih berada di ruang jenazah RSUD H. Padjonga Dg Ngalle menunggu konfirmasi keluarga.
Sabtu pagi, 4 Februari 2017, kembali ditemukan lagi satu korban tewas di Perairan Pantai Lamangkia, Kecamatan Marbo, Kabupaten Takalar atas nama Saludding Dg Nombong (37 tahun). Sehingga total sementara korban kapal tenggelam sebanyak 8 orang meninggal dunia, dan 28 orang selamat.
Korban meninggal kapal tenggelam ini rencana akan diberangkatkan menuju kampung halamannya di Pulau Tanakeke untuk di kebumikan kepada pihak keluarga, Sabtu, 4 februari 2017. Namun rencana tersebut dibatalkan dikarenakan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan.
Rencananya ketiga Jenasah akan diberangkatkan menggunakan kapal dari Basarnas melalui Pelabuhan Rakyat di Kelurahan Takalar Lama, Kecamatan Mapsu, Kabnupaten Takalar. Bhabinkamtibmas Kelurahan Takalar Lama yang memantau langsung situasi pemberangkatan jenasah korban kapal tenggelam ini.
Jenazah korban yang akan diberangkatkan bernama Sukri (14 tahun), beralamat Balang Loe, H. Mahaseng Dg Kebe (47 tahun), beralamat Cambang-cambangan dan Mantang Dg Tarring. Ketiga jenazah akan dimakamkan di Pulau Tanakeke.
Kapolsek Mapsu, Polres Takalar, Polda Sulsel, AKP H. Mangkalana pada kesempatan ini menyampaikan kepada keluarga korban agar bersabar dan ikhlas menrima cobaan dari Allah SWT. Dia berpesan, agar musibah kapal tenggelam ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat, sehingga peristiwa tersebut tidak terulang lagi di masa akan datang.
“Kalau bisa ada solusi lain, sehingga tidak menambah adanya lagi korban kecelakaan di laut. Saat ini sudah puncak-puncaknya musim penghujan, dimana cuaca di lautan juga tidak mendukung untuk melaut. Dengan kondisi cuaca yang kurang bersahabat, sehingga kita harus tetap berhati-hati jika akan melakukan penyeberangan ke pulau,” pesan kapolsek Mapsu, AKP H. Mangkalana. (*)
Komentar