LINTASTERKINI.COM – Game judi toto gelap (togel) di Kota Langsa, Namroe Aceh Darussalam (NAD) merupakan persoalan klasik yang hingga kini peredarannya masih terus berlangsung. Bahkan, diduga bandar besar togel di daerah itu sudah bertahta hingga tiga generasi.
Belum diketahui kendala apa yang dihadapi aparat penegak hukum Wilayatul Hisbah (WH) dan institusi kepolisian Polres Langsa, sehingga sindikat togel di Langsa belum berhasil digulung secara tuntas. Malah aktifitas bandar togel dan pelanggannya yaitu rakyat kelas menengah ke bawah yang terbuai mimpi, begitu leluasa seolah keberadaan togel tersebut sudah legal.
Berdasarkan penelusuran wartawan dari berbagai sumber yang layak dipercaya, dinasti bandar besar togel di Langsa ternyata adalah WNI keturunan yang bermata sipit. Bandar besar itu ditengarai sudah tiga generasi “bertahta” dengan bisnis togel yang makin berkembang pesat di Kota Langsa.
Aktifitas togel di daerah itu dimulai dekade tahun 1970-an, dimana seorang WNI turunan Tionghoa berinisial TH menjadi raja togel pertama di Langsa yang sangat terkenal pada masanya. Aktifitas judi togel dibawah kendali TH saat itu begitu leluasa dan melegenda, karena perangkat hukum saat itu juga sangat lemah dan terbatas untuk menggulung bandar togel tersebut.
Setelah TH pensiun, selanjutnya tahta bandar besar togel Langsa diambil alih oleh menantu perempuannya berinisial WL, yang sepak terjangnya sangat fenomenal pada dekade tahun 2000-an. Malah WL yang saat itu dijuluki Ratu Togel Langsa sukses mengalahkan pendahulunya dan berhasil membuat warga terhipnotis dengan togel.
Namun ditengah popularitas WL sebagai ratu togel saat itu, banyak LSM, mahasiswa dan tokoh masyarakat yang menentang mulai buka suara dan meminta aparat kepolisian menggulung sindikat togel di Langsa. Sebab keberadaannya dinilai telah meresahkan masyarakat. Hasilnya, WL si ratu togel akhirnya ditangkap dan harus menjalani masa-masa sulit di lembaga pemasyarakatan (Lapas) Langsa.
Pasca ditangkapnya WL, dinasti bandar togel besar di Langsa sempat vakum beberapa saat. Tapi, ketika situasi dan kondisi sudah mulai kondusif, generasi ketiga bandar Togel Langsa muncul kembali. Dia adalah AS yang merupakan anak dari WL, mantan ratu togel Langsa. AS yang secara otomatis mengambil alih dinasti bandar togel ini, melakukan aktifitasnya hingga sekarang.
Malah aktifitas bandar togel yang dilakukan AS lebih dasyat karena ditunjang oleh kemajuan teknologi yang ada sekarang ini. Dengan memanfaatkan teknologi yang ada, AS tak hanya membuat peredaran togel di Langsa semakin besar, tetapi dia juga melakukan invasi ke jenis judi lainnya dengan memanfaatkan teknologi layanan internet.
Omset yang diraih oleh AS dalam bisnis haram generasi ketiga “big bos” togel ini pun semakin meroket dari waktu ke waktu. Mungkin ini hanya sekelumit riwayat raja-raja togel di Langsa yang sejak tahun 1970-an sudah beroperasi di Kota Langsa. Akankah peredaran Togel di Langsa pantas untuk dilestarikan atau layak untuk sama-sama diperangi ?
Koordinator Forum Peduli Rakyat Miskin (FPRM) Aceh, Nasruddin menilai seharusnya aparat penegak hukum bisa dengan mudah menggulung sindikat bandar togel yang sudah tiga generasi bertahta ini.
“Kalau pihak berwenang tak sanggup memberantas togel di Langsa secara tuntas, maka lebih baik dilegalkan saja serta dibuat Qanunnya. Jadi polisi pun tidak disalahkan karena togel di Langsa sudah dilegalkan,” demikian kata Nasruddin. (*)
Komentar