Media Sosial (Medsos) saat ini telah menjadi buku diary untuk sebagian orang. Seolah-olah sosial media menjadi hal yang harus dijamah keberadaannya.
Namun, sebagai pengguna sosial media yang bijak. Kamu harus mengetahui fungsi utama sosmed itu sendiri. Tentunya, sosmed menjadi tempat untuk berkomunikasi dan tempat untuk menyalurkan kreativitas.
Namun, fungsi utama dari sosial media kini mulai tergeser. Banyak orang yang memanfaatkan medsos sebagai tempat curhat dan menyindir orang lain, tidak lagi sekedar berbagi informasi, atau menjadi lahan berbagi aktivitas sehari-hari, tetapi juga bercerita permasalahan pribadi. Tidak heran jika banyak yang merasa mengungkapkan ras kesal, marah, atau sedih melalui media sosial yang dapat melegahkan.
Baca Juga :
Media sosial sekarang dianggap menjadi wadah atas keresahan, seperti yang Anda rasakan sekarang. Tampaknya tidak ada tempat lain untuk curhat selain di media sosial.
Curhatmu di media sosial ini tujuannya hanya satu, mencari solusi. Solusi yang di dunia nyata belum kamu adapatkan atau malah belum kamu usahakan. Awalnya hanya sekali saja kamu menjadikan media sosial sebagai pelarian, tapi sekarang kamu udah kecanduan. Dikit-dikit cekrek lalu upload.
Tren curhat di media sosial yang berlebihan ini disebut juga sebagai sadfishing. Di mana seseorang mengunggah masalah sebagai usaha untuk menarik perhatian dan simpati orang lain.
Namun, terkadang terlalu sering curhat di media sosial juga dapat menimbulkan konsekuensi dari tindakan tersebut. ada baiknya kamu tidak curhat ke sembarang orang atau tempat, apalagi di media sosial.
Nah, dilansir dari alodokter ada berbagai kemungkinan negatif curhat di media sosial
Sebagian orang merasa lega setelah menceritakan hal yang membuatnya kesal di media sosial. Apalagi setelah mendapat banyak komentar dukungan atau menyukai dengan memberi simbol likes. Tetapi, sebenarnya curhat di media sosial sering tidak menyelesaikan masalah dan justru dapat berdampak negatif.
- Lega, tapi hanya sebentar
Alasan orang curhat dan bahkan mengungkapkan perasaan negatif mereka di media sosial umumnya karena mereka merasa lebih lega setelah melakukannya. Tetapi, ternyata perasaan lega dan tenang ini hanya berlangsung dalam jangka pendek. Lebih jauh, peneliti menemukan bahwa orang-orang yang terbiasa mengungkapkan kemarahannya di media sosial, adalah orang yang di dunia nyata lebih sering mengekspresikan kemarahannya dengan cara negatif.
- Ada konsekuensinya
Ada orang yang sering curhat di media sosial tentang hal-hal di sekitarnya, termasuk tentang pekerjaan atau lingkungan terdekatnya. Mereka kadang tidak sadar bahwa unggahan ini juga dapat dibaca orang di kantor dan bahkan mungkin dibaca orang yang sedang ia keluhkan. Peneliti menemukan, ada orang yang kehilangan pertemanan karena unggahan mereka di media sosial, juga ada juga yang dilaporkan ke atasan.
- Emosi yang diekspresikan bisa menular
Unggahan bernada kemarahan ternyata lebih sering dibagikan ulang daripada unggahan tentang kegembiraan. Ini membuat emosi kemarahan lebih cepat viral. Peneliti menemukan, emosi seseorang bisa terpengaruh status yang diunggah orang lain di media sosial, terutama tentang ekspresi emosi negatif.
Yuk Berbagi di Media Sosial dengan Lebih Sehat
Meski curhat harus dilakukan lebih hati-hati, bukan berarti kamu tidak perlu berbagi apapun di media sosial, lho. Berikut cara yang lebih sehat untuk mengekspresikan diri di media sosial:
Batasi unggahan tentang hubungan pribadi
Seperti di dunia nyata, akan lebih baik jika kamu membatasi unggahan tentang hal personal, seperti hubungan pribadi. Termasuk unggahan positif, terutama unggahan negatif.
Tunda unggahan
Setelah mengetik panjang lebar tentang hal yang kamu keluhkan, tunda dulu sebelum kamu menekan pilihan “kirim.” Daripada curhat di media sosial, coba untuk mengalihkan perhatian dengan melakukan hal lain seperti bermain game atau membaca buku. Selain itu bernapas dalam dan melakukan relaksasi dipercaya menjadi cara paling ampuh untuk meredam rasa negatif dan kembali tenang. Relaksasi bisa kamu lakukan dengan banyak hal mulai dari mandi air hangat, hingga mendengarkan musik.
Hindari mengungkap hal detail
Hindari mengunggah cerita atau foto tentang hal detail seperti menu sarapanmu tiap pagi, terutama jika sebagian besar temanmu di media sosial juga adalah orang yang sering kamu temui.
Ekspresikan diri dengan cara positif
Kamu bisa menularkan kebahagiaan melalui media sosial lho. Antara lain dengan mengeskpresikan diri secara positif dan tidak hanya fokus ke diri sendiri. Kamu bisa menggunakan media sosial tidak hanya untuk mencari perhatian atau penerimaan, tapi juga untuk terhubung dan menunjukkan perhatian pada orang lain.
Sebaiknya kamu menghindari mengunggah status negatif yang mungkin akan kamu sesali. Ingat bahwa apa yang kita unggah di media sosial akan membuat orang memiliki persepsi tertentu tentang kamu.
Sebaliknya, unggahan positif di media sosial juga akan ‘menular.’ Kalau kamu menulis hal yang menyenangkan, orang yang membaca lebih mungkin akan merasa senang dan menulis hal yang menyenangkan juga.
Setelah kamu mengetahui efek negatif curhat ke media sosial, sebaiknya mulai sekarang lebih berhati-hati memilih mana yang perlu diunggah dan mana yang disimpan saja. Yuk, mulai sebarkan energi positif di media sosial. (*)
Komentar