Logo Lintasterkini

Warga Wonosari Merawat Budaya, Melestarikan Tradisi

Abdul Gaffar Mattola
Abdul Gaffar Mattola

Sabtu, 08 April 2017 08:31

Warga Wonosari menggelar tradisi ritual setiap Bulan Rojab.
Warga Wonosari menggelar tradisi ritual setiap Bulan Rojab.

LINTASTERKINI.COM – Kepala Desa Wonosari, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung, Agus Parmuji menilai, kekentalan adat dan kerukunan gotong-royong masih mengakar di desa-desa di lereng gunung Sumbing, Sindoro, dan Prahu. Hal ini dibuktikan ketika di Bulan Rojab, hampir semua desa di lereng gunung-gunung tersebut  menggelar ritual demi kelestarian sebuah tradisi.

Dituturkan Agus, setelah terdengar bunyi kentongan di pagi hari sekira pukul 07.30 WIB, warga berbondong-bondong menuju punden (tempat keramat), sambil membawa rakitan yang dibawa dengan tenong dan bakul yang  berisikan ingkung (ayam masak), lanyahan (sayur mayur, tempe, krupuk), ketan salak (wajik merah, ketan putih), dan pisang rojo.

“Tradisi tersebut merupakan tradisi yang sudah turun temurun dari nenek-moyang dengan maksud dan tujuan mendoakan leluhur atau pepunden yang diyakini telah mampu membawa perubahan di daerah tersebut dan juga sebuah penghormatan kepada leluhur,” kata Agus di Temanggung, Jumat (7/4/2017).

Leluhur atau pepunden,  menurut keterangan cerita adalah seorang ulama yang telah membawa bibit tembakau ke daerah lereng pegunungan. Beliau adalah Ki Ageng Makukuhan.

“Ki Ageng Makukuhan diyakini oleh masyarakat setempat merupakan seorang Wali Allah yang bertugas menyebarkan ilmu keagamaan di daerah pegunungan dan juga seorang ahli pertanian,” terang dia.

Menurut cerita yang berkembang, bahwa tembakau diambil dari kata  “tambaku” (obatku). Maksudnya, obat kelaparan atau obat keterpurukan masyarakat pada jaman dahulu, sehingga dengan tanaman tersebut masyarakat bisa bertahan hidup.

Adat tradisi “Rejepan” dilakukan rutin di setiap desa-desa pada Bulan Rojab antara tanggal 10 sampai 15. Kemudian pada siang hari dilanjutkan “Njereng Gamelan” atau pentas kesenian adat ritual sebagai bentuk perawatan keanekaragaman budaya, adat istiadat, dan tradisi.

“Adalah tugas dan tanggungjawab bersama untuk menjaga dan merawat ragam budaya, adat istiadat, dan tradisi,” pungkas dia. (*)

 Komentar

 Terbaru

Ekonomi & Bisnis03 Juli 2025 17:14
Lanjutkan Penyelarasan Bisnis Anak Perusahaan, SP Resmi Gabungkan EII BIMA
SURABAYA – PT Pelindo Jasa Maritim (SPJM) sebagai salah satu subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yang yang bergerak di bidang Marine, Equipm...
Ekonomi & Bisnis03 Juli 2025 14:04
IM3 Platinum-Erajaya Digital Hadirkan Program Super Brand Day di Makassar
MAKASSAR – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) melalui brand IM3 kembali memperkuat kolaborasinya dengan Erajaya Digital melalui progra...
News03 Juli 2025 12:40
Di Forum WCSMF Vienna, Munafri Arifuddin Gaungkan Makassar Kota Inklusif dan Berkelanjutan
VIENNA, AUSTRIA – Dalam rangka memperkuat peran Kota Makassar di kancah internasional, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menghadiri World C...
Ekonomi & Bisnis03 Juli 2025 12:07
Kalla Toyota Terima Penghargaan dari Polda Sulsel Atas Dukungan Aktif Terhadap Tugas Kepolisian
MAKASSAR – Kalla Toyota menerima penghargaan dari Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi aktif dalam menduk...