Logo Lintasterkini

Penjelasan BMKG Soal Turbulensi Pesawat Etihad

Muh Syukri
Muh Syukri

Minggu, 08 Mei 2016 11:37

Pesawat Etihad Airways EY 475 rute Jeddah-Jakarta alami turbolensi (Pramita Tristiawati/Liputan6.com)
Pesawat Etihad Airways EY 475 rute Jeddah-Jakarta alami turbolensi (Pramita Tristiawati/Liputan6.com)

JAKARTA – Pesawat Etihad Airways EY-474 jurusan Abu Dhabi-Jakarta mengalami goncangan hebat, Rabu 4 Mei 2016 sekitar pukul 13.00-14.00 WIB. Akibatnya, sedikitnya 31 penumpan terluka dan mendapat perawatan di rumah sakit.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofosika atau BMKG seperti dikutip dari situs resminya, bmkg.go.id menyatakan, kejadian yang dialami Pesawat Etihad akibat turbulensi di sekitar pulau Sumatera Bagian Selatan.

Pada ketinggian sekitar 37.000 feet pesawat bergerak ke atas dan ke bawah yang mengakibatkan penumpang yang sedang tidak berada pada tempat duduk terlempar ke atas dan ke bawah, serta barang-barang di dalam bagasi kabin terlempar berhamburan menimpa penumpang yang duduk.

Diperkirakan kekuatan goncangan turbulensi ini pada tingkat severe atau parah. “Pada level ini menurut Federal Aviation Adminstration (FAA) pesawat mengalami perubahan ketinggian dan arah yang besar sehingga pesawat tidak dapat terkontrol dalam beberapa saat,” tulis BMKG, Minggu (8/5/2016).

Di dalam pesawat, barang-barang dalam bagasi kabin akan terhambur keluar, penumpang yang duduk dengan seat belt terpasang akan merasakan terjepit parah. Sedangkan penumpang yang berjalan atau di toilet akan terlempar yang berakibat sangat fatal luka berat hingga kematian akibat benturan yang cukup keras.

BMKG menambahkan, turbulensi adalah fenomena aliran udara yang bervariasi pada jarak yang pendek. Fenomena di atmosfer ini terjadi akibat perbedaan atau ketidakteraturan kondisi suhu dan tekanan.

Fenomena skala kecil ini memiliki ukuran puluhan hingga ratusan meter, dengan waktu detik hingga beberapa menit, tetapi dapat berulang pada tempat yang sama atau daerah sekitarnya.

“Fenomena ini sangat sulit dideteksi oleh peralatan pengamatan konvensional, model cuaca ataupun satelit,” tulis BMKG.

Kejadian turbulensi terparah terjadi pada penerbangan United Airlines 826 dari Bandara Narita Jepang – Honolulu pada 1997. Seorang penumpang wanita meninggal, serta 19 penumpang dan kru pesawat mengalami keretakan tulang belakang dan leher.

Di Indonesia sendiri pernah tercatat turbulensi tingkat sedang pada ketinggian 34.000 – 39.000 feet diantara laut utara Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan di tahun 2007. Sebagian besar penerbangan pada jalur tersebut meminta untuk pindah jalur penerbangan lain.

Fenomena turbulensi ini terjadi pada daerah konvektif dan pada daerah cuaca cerah. Pada umumnya turbulensi akibat awan konvektif mampu diantisipasi oleh pilot karena pesawat akan berusaha menghindari awan CB yang terdeteksi oleh radar di kokpit.

Sedangkan untuk turbulensi pada area cuaca cerah seperti akibat mountain wave dan daerah vicinity atau dekat awan CB, baik yang sedang tumbuh maupun tingkat matang, umumnya kurang diantisipasi karena radar di kokpit kurang sensif karena minimnya jumlah partikel uap air di atmosfer.

Berdasarkan analisis citra satelit Himawari 8 produk jenis awan dan kanal 8,9,dan 10, antara pukul 13.00-14.00 WIB EY-474 tidak memasuki awan CB pada jalur penerbangan.

Kejadian ini disebut turbulensi cuaca cerah, Clear Air Turbulance (CAT), yang terjadi secara umum pada lapisan atas atmosfer (sekitar 30.000 – 50.000 feet).

Diindikasikan turbulensi tingkat severe ini kombinasi dari gelombang dekat Pegunungan Bukit Barisan di Sumatera Bagian Selatan dan awan CB di sekitar jalur penerbangan EY-474. (*)

(sumber : liputan6)

 Komentar

 Terbaru

Peristiwa02 Desember 2024 13:46
Demo HUT Papua Merdeka di Makassar Ricuh, Ada Polisi Terluka
MAKASSAR– Sejumlah mahasiswa asal Papua di Kota Makassar menggelar demonstrasi memperingati HUT Papua Merdeka di Jalan Lanto Dg Pasewang, Senin ...
Ekonomi & Bisnis02 Desember 2024 12:44
Rayakan Ultah ke-24, Mal Ratu Indah Adakan Beragam Kegiatan Menarik
MAKASSAR – Mal Ratu Indah (MaRI), pusat perbelanjaan pertama dan ikonik di Makassar, merayakan hari jadinya yang ke-24. Dengan tema Mari ke MaRI...
Ekonomi & Bisnis02 Desember 2024 12:18
IOH Berikan Dukungan Layanan Telekomunikasi Gratis Bagi Korban Erupsi Gunung Lewotobi
MAKASSAR – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) kembali berupaya meringankan beban masyarakat terdampak erupsi Gunung Lewotobi di Kabupa...
Politik01 Desember 2024 21:09
Silaturahmi Dengan Relawan, Andi Sudirman : Mari Berdoa Sulsel Lebih Baik dan Sejahtera
MAKASSAR – Ribuan relawan dari berbagai Kabupaten/Kota se Sulawesi Selatan menghadiri Silaturahmi bersama Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi...