MALANG–Gempa bumi dengan magnitudo 8,7 dan tsunami setinggi 29 meter diprediksi akan menghantam di wilayah selatan Jawa Indonesia. Warga diminta mulai menyiapkan diri untuk mengantisipasi
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan, antisipasi mandiri tersebut meliputi pembuatan jalur evakuasi ke dataran yang lebih tinggi sekaligus rambu-rambu jalur evakuasinya.
“Hingga saat ini kami (BMKG) belum bisa memprediksi kapan gempa bumi atau tsunami itu akan terjadi. Sehingga perlu adanya kesadaran mandiri dari masyarakat,” kata Dwikorita usai membuka kegiatan Sekolah Lapang Gempa Bumi di Balai Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (8/6/2021).
Baca Juga :
Dwikorita menyebut, bahwa jalur evakuasi dalam suatu desa semakin banyak semakin baik, karena yang terpenting harus lebih tinggi. Sebab, jalur evakuasi masyarakat tidak harus sama satu dengan yang lain.
“Kalau misalnya rumah kita berada di kawasan pegunungan atau justru di belakang rumah kita ada tebing tinggi, maka itu bisa dijadikan jalur evakuasi,”katanya.
“Jadi tidak perlu ikut warga yang lain lari ke titik kumpul yang jauh. Tapi, kita sendiri bisa lari ke belakang rumah,” imbuhnya.
Selain jalur evakuasi, lanjut Dwikorita, warga juga diharapkan bisa bergotong royong alias swadaya memberikan tanda pada rumah yang anggota keluarganya terdapat wanita hamil, lansia, dan difabel.
“Sehingga ketika terjadi bencana, maka tetangganya harus tahu dan bertanggung jawab untuk membantu evakuasi,” ujarnya.
Lebih lanjut, mantan Rektor Universitas Gajah Mada itu menyebut, meski potensi gempa bumi dan tsunami di wilayah selatan Jawa terbilang dahsyat, Kabar baiknya, waktu tiba tsunami tercepat ke daratan diprediksi 20-24 menit. Sehingga, kata Dwikorita, masyarakat masih mempunyai cukup waktu untuk melakukan evakuasi sesegera mungkin apabila terjadi gempa bumi besar dan lama.
“BMKG butuh waktu pengolahan data maksimal 5 menit pasca gempa bumi. Sehingga jika di wilayah selatan Jawa terjadi gempa bumi masih cukup waktu untuk memberikan informasi kepada masyarakat,” terangnya. (*)
Komentar